Sleman, AGRINEWS – Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengukuhkan kader pengawas perikanan swadaya tahun 2025 dalam kegiatan Pembinaan Teknis dan Pengukuhan Kader Pengawas Perikanan Swadaya.
Kegiatan ini digelar di Warung Omah Sawah Rabu (6/8/2025).
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslim, hadir membuka acara, sekaligus menyampaikan arahan kepada seluruh peserta.
Dalam sambutannya, Bupati menyoroti kondisi lingkungan hidup, khususnya perairan umum di Bantul, yang semakin memprihatinkan.
Ia menyatakan, populasi ikan di sungai-sungai utama Kabupaten Bantul mengalami penurunan drastis, akibat praktik penangkapan yang merusak.
“Hari ini, kita berbicara tentang penyelamatan biota perairan kita. Saya ingin tegaskan, jangan ada lagi genosida ikan di sungai-sungai kita. Potas, setrum, dinamit—semuanya adalah metode penghancuran massal yang membunuh seluruh ekosistem perairan. Ini berbahaya dan harus kita hentikan bersama,” tegas Bupati.
Bupati menjelaskan, Kabupaten Bantul adalah wilayah hilir dari hampir seluruh sungai besar di Daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk Kali Oyo, Opak, Codi, Bedok, Winongo, dan Progo.
Sungai-sungai ini dulunya menjadi sumber protein masyarakat dan habitat bagi beragam ikan endemik.
Namun, kini sebagian besar kekayaan alam tersebut tinggal kenangan.
“Dulu wader, udang, dan ikan-ikan lokal melimpah di sungai kita. Sekarang, sudah sangat sulit ditemukan. Ini bukan lagi soal ekonomi, tapi soal masa depan ekosistem kita,” lanjutnya.
Bupati menekankan pentingnya kader pengawas perikanan swadaya sebagai ujung tombak penyelamatan lingkungan di tingkat masyarakat.
Para kader, akan menjadi mitra strategis pemerintah dalam memberikan edukasi, melakukan pengawasan, dan mempelopori konservasi di lapangan.
Kegiatan ini diikuti kader dari 17 Kapanewon se-Kabupaten Bantul, serta perwakilan dari Forum Pengurangan Risiko Bencana, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, PSDKP Cilacap, Polairud, Polsek, Pokmaswas, dan koordinator penyuluh perikanan.
Narasumber yang dihadrikan adalah Bupati Bantul, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Stasiun PSDKP Cilacap, dan perwakilan Pokmaswas Kelurahan Kalaman.
Sebagai bentuk dukungan, para kader pengawas perikanan mendapatkan atribut resmi seperti kaos seragam, topi, ID card, headlamp, serta perangkat SPAKI (Sarana Pengawasan Kawasan Ikan) yang akan digunakan saat bertugas di lapangan.
Bupati juga mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam melakukan restocking atau penebaran ikan di sungai.
Ia menyarankan agar masyarakat memilih ikan-ikan endemik lokal dan tidak menggunakan ikan predator seperti nila, yang bersifat invasif dan berpotensi mengancam keberlangsungan spesies asli.
(Sumber: bantulkab.go.id)