Home
Berita  

OLAHAN UNGGAS: Ekspor ke Oman dan Singapura, Bukti Produk Olahan Unggas Nasional Berkualitas

Ekspor perdana produk olahan unggas Indonesia ke Oman dan ekspor lanjutan ke Singapura dilakukan oleh PT Malindo Food Delight di Cikarang, Jawa Barat (17/4/2025)

Ekspor Produk Olahan Unggas ke Oman dan Singapura (Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)

Cikarang, AGRINEWS – Industri perunggasan nasional menorehkan prestasi membanggakan.

Kementerian Pertanian (Kementan) RI memberikan apresiasi tinggi atas terlaksananya ekspor perdana produk olahan unggas Indonesia ke Oman dan ekspor lanjutan ke Singapura, yang dilakukan oleh PT Malindo Food Delight di Cikarang, Jawa Barat (17/4/2025).

Ekspor ini menjadi bukti nyata, bahwa produk olahan unggas Indonesia mampu menembus pasar internasional, khususnya di kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara.

Keberhasilan ini disambut baik oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda.

“Kami ucapkan selamat atas realisasi ekspor perdana produk olahan unggas ke Oman dan ekspor lanjutan ke Singapura oleh PT Malindo Food Delight. Ini adalah capaian luar biasa yang menunjukkan kemampuan industri dalam negeri dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi dan berdaya saing global,” ujar Agung.

Ekspor ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Pertanian untuk memperkuat penetrasi pasar luar negeri, khususnya bagi produk peternakan yang tengah mengalami surplus produksi.

Dengan stok daging ayam dan telur ayam yang melimpah, pemerintah mendorong pelaku industri untuk menjadikan ekspor sebagai strategi utama dalam menjaga stabilitas harga di dalam negeri sekaligus meningkatkan devisa negara.

“Langkah ekspor ini sejalan dengan arahan Bapak Menteri Pertanian yang meminta agar produk peternakan yang surplus, khususnya daging ayam dan telur, dapat dimanfaatkan untuk memperluas pasar ekspor. Ini bukan hanya solusi atas kelebihan produksi, tapi juga peluang untuk memperkenalkan kualitas unggas Indonesia ke pasar global,” ungkapnya.

PT Malindo Food Delight merealisasikan ekspor perdana produk olahan unggas ke Oman sebanyak 6 ton dan ekspor lanjutan ke Singapura dengan volume yang sama.

Total nilai ekspor dari kedua pengiriman ini mencapai USD59.000 atau sekitar Rp993 juta.

Direktur PT Malindo Food Delight, Rewin Hanrahan menyatakan, pencapaian ini merupakan hasil dari kerja keras dan komitmen perusahaan dalam menjaga kualitas serta keamanan produk serta dukungan dari pemerintah.

“Kami berterima kasih kepada pemerintah atas dukungan penuh yang diberikan selama proses ekspor ini. Ke depannya, kita akan coba fokuskan kembali produk kita ke negara Timur Tengah. Mudah-mudahan selanjutnya kita akan coba menembus pasar Uni Arab Emirat serta Arab Saudi,” imbuh Rewin.

Sementara itu, President Director for Indonesian Region of PT Yas Exports International selaku perwakilan pembeli produk, Shihab Yousaf, mengungkapkan kepuasannya terhadap kualitas produk olahan unggas dari Indonesia.

“Produk dari Indonesia sangat sesuai dengan standar dan preferensi pasar kami, karena produk olahan unggas yang halal dari Indonesia lebih diterima di pasar Timur Tengah. Kami melihat potensi besar dari kerja sama ini dan berharap dapat terus meningkatkan volume impor ke depannya,” tuturnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Pertanian, total nilai ekspor komoditas peternakan Indonesia sepanjang tahun 2024 mencapai USD1,354 juta atau sekitar Rp22 triliun, dengan pertumbuhan volume sebesar 4,16 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Khusus ekspor unggas, nilai ekspor tahun 2024 mencapai USD16,8 juta atau naik 145 persen dari tahun 2023.

Dengan capaian ini, pemerintah mendorong lebih banyak pelaku industri peternakan untuk menangkap peluang ekspor dan memperluas pasar internasional.

Di sisi lain, pemerintah juga membuka peluang investasi sapi pedaging serta sapi perah, sebagai bagian dari strategi peningkatan produksi daging sapi dan susu nasional.

“Pemerintah terus memberikan dukungan kepada pelaku usaha yang berorientasi ekspor. Kami harap ekspor ini dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lain di subsektor peternakan,” pungkas Agung.

(Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)

Exit mobile version