Home
Berita  

AYAM HIDUP: Sidak Pangkalan Ayam di Jakarta, Awasi Distribusi dan Harga

Kementerian Pertanian (Kementan) RI turun langsung untuk melihat distribusi dan harga ayam broiler (ayam ras pedaging) di daerah sentra konsumen seperti DKI Jakarta dan sekitarnya

Distribusi Ayam Broiler (Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)

Jakarta, AGRINEWS – Kementerian Pertanian (Kementan) RI turun langsung untuk melihat distribusi dan harga ayam broiler (ayam ras pedaging) di daerah sentra konsumen seperti DKI Jakarta dan sekitarnya.

“Kami ingin memastikan distribusi dari sentra produsen ke wilayah konsumen seperti Jabodetabek berjalan lancar. Ini penting untuk menjaga ketersediaan dan harga ayam tetap pada level yang wajar,” ujar Hary Suhada selaku Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, saat berkunjung ke pangkalan ayam dan Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) di Pulo Gadung, Jakarta Timur pada hari Jumat (16/5/2025).

Dari hasil pemantauan, distribusi ayam hidup (livebird) ke RPHU Pulo Gadung terpantau tidak mengalami fluktuasi yang berarti.

Ketersediaan ayam broiler dinilai cukup stabil.

Meski demikian, pelaku usaha masih menemui masalah terkait fluktuasi harga dan beban biaya logistik yang relatif tinggi.

“Kami akan dorong efisiensi rantai pasok serta integrasi sistem distribusi ayam. Semua langkah ini bertujuan untuk melindungi peternak rakyat, sekaligus menjaga keterjangkauan harga bagi konsumen,” tegas Hary.

Kementan juga menekankan pentingnya peran strategis Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di tingkat provinsi dan kab/kota dalam mengendalikan distribusi anak ayam umur sehari Final Stock (DOC FS), ayam hidup, serta karkas ayam.

Setiap OPD diharapkan dapat melakukan pengumpulan dan analisis data secara berkala, terkait kapasitas produksi dan kebutuhan konsumsi di wilayah masing-masing.

Berdasarkan kalkulasi penyediaan dan kebutuhan, setiap OPD diharapkan merumuskan kebijakan distribusi yang terarah dan berbasis data, sehingga mampu mencegah terjadinya kelebihan pasokan (over supply) maupun kekurangan pasokan (shortage), serta menjaga kestabilan harga di tingkat produsen dan konsumen.

Sementara itu, Suparno Nojeng, seorang pengusaha ayam sejak tahun 1980 di Jakarta mengungkapkan, pasokan ayam hidup dan karkas ke wilayah Jakarta, sebagian besar berasal dari Jawa Barat, Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Meskipun suplai dinilai stabil mencukupi, harga ayam di tingkat peternak sebagai produsen kerap mengalami fluktuasi, sementara harga di pasar relatif stabil.

“Harga ayam selalu fluktuatif karena ketidaksinkronan antara peternak, pedagang dan pembeli,” imbuh Suparno.

Suparno menyatakan optimisme terhadap arah kebijakan pemerintah ke depan.

“Kita percayakan kepada pemerintah, apalagi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang menjelajah persoalan di masyarakat dari A sampai Z. Insyaallah, mudah-mudahan berjalan dengan baik dan saya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian,” tutur Suparno.

(Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)

Exit mobile version