TUBAN: Ini Lho, Ubi Jengkerut yang Punya Banyak Manfaat, Simak Ya…

Melalui brand UMKM “3 Welas” yang diciptakan pada tahun 2019, mulai diproduksi pati garut dengan memanfaatkan petani di sekitar, untuk menyuplai ubi jengkerut

Mbak Ndoh dengan Pati Garut "3 Welas", Miliknya (Sumbe: tubankab.go.id)
banner 120x600

Tuban, AGRINEWS – Berawal dari tanaman yang dianggap tidak ada manfaatnya, Bunda Mahfudhoh asal Desa Tluwe, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur mulai mengenalkan ubi jengkerut (garut) menjadi tepung yang kaya manfaat ke pangsa pasar yang lebih luas.

Melalui brand UMKM “3 Welas” yang diciptakan pada tahun 2019, Mbak Ndoh – sapaan akrab Mahfudhoh – mulai memproduksi pati garut dengan memanfaatkan petani di sekitar, untuk menyuplai ubi jengkerut.

banner 325x300

Nama “3 Welas” dipilih, sebagai identitas dari produk pati garut miliknya.

Nama tersebut memiliki arti, dalam usaha dibagi menjadi tiga penghasilan, yaitu untuk distributor, dia sendiri dan orang-orang yang membutuhkan.

Hingga saat ini, pati garut asli “3 Welas” sudah merambah ke pasar nasional hingga Pulau Sumatra.

Dalam produksinya, tepung pati asli “3 Welas” masih terkendala pada ketersediaan bahan baku dan minimnya alat produksi.

Berbeda dengan padi yang bisa panen tiga sampai empat bulan sekali, ubi jengkerut hanya bisa panen dalam kurun waktu satu tahun sekali.

“Jika musim panen, kami bisa memproduksi hingga 1 ton, namun jika tidak musim panen, produksi hanya mencapai puluhan kilogram saja,” ujar Mbak Ndoh (15/12/2024).

Meski demikian, Mbak Ndoh masih berusaha untuk memenuhi permintaan pasar dengan bekerja sama dengan petani ubi jengkerut di berbagai daerah.

Ia berharap, ke depannya akan semakin banyak masyarakat, khususnya di Kabupaten Tuban yang membudidayakan ubi jengkerut.

Terkait omzet, Mbak Ndoh pernah meraih omzet tertinggi pada saat pandemi Covid-19 dengan penjualan 1 ton dalam 1 minggu.

Saat ini, omzet yang didapatkan dari berbagai penjualan baik online maupun offline, sekitar Rp10 hingga Rp20 juta.

“Banyaknya peminat produknya, didasarkan pada masyarakat yang mulai memahami bahwa pati garut memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah baik dikonsumsi untuk orang yang memiliki penyakit maag kronis,” ujarnya.

Mbak Ndoh juga mempromosikan produk andalannya melalui market place dan offline store, bekerja sama dengan toko waralaba di lingkup Kabupaten Tuban dan sekitarnya.

Ia juga aktif mengikuti pameran dagang yang dibantu oleh komunitas UMKM WIT dan Kepala Desa Jati.

Pati garut dibanderol dengan harga Rp17 ribu per 250 gram.

Sedangkan untuk kemasan besar 10 kg, dibanderol harga Rp190 ribu, dan kemasan 25 kg dibanderol Rp480 ribu.

Selain pati, ia juga memiliki produk lain seperti basreng, dan kerupuk seblak.

Ke depannya, akan ada produk tambahan berupa emping garut.

Untuk pembelian partai besar, Mbak Ndoh menyarankan mendatangi tempat produksinya di Desa Tluwe RT 05 RW 01, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, atau menghubungi nomor 085234664530.

(Sumber: tubankab.go.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *