Magelang, AGRINEWS – Upaya membangkitkan semangat kewirausahaan masyarakat, digencarkan Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Salah satunya, melalui Pelatihan Budi Daya Anggrek yang digelar dalam rangka program peningkatan inovasi Desa Anyar GRESS (Gumregah Wargane) di wilayah Kecamatan Muntilan.
Kegiatan yang digelar TP PKK Kecamatan Muntilan ini, berlangsung selama dua hari pada tanggal 3-4 Oktober 2025, di Bunda Orchid, Desa Wonolelo, Kecamatan Muntilan.
Pelatihan diikuti para peserta dari berbagai desa dan kelurahan, untuk mendorong kemandirian ekonomi melalui sektor usaha kreatif berbasis potensi lokal.
Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Magelang, M. Heri Siswanto yang hadir dalam pelatihan menyatakan, kegiatan semacam ini sejalan dengan arahan Bupati Magelang agar setiap daerah memiliki inovasi yang berkelanjutan dalam membangun ekonomi masyarakat.
“Bupati menyampaikan bahwa daerah harus punya inovasi. Karena itu, pelatihan seperti ini perlu terus didorong, khususnya bagi pelaku UMKM agar bangkit. Kami juga mendorong tiap kecamatan untuk mengalokasikan anggaran bagi pelatihan-pelatihan seperti ini,” ujar Heri.
Heri menambahkan, anggrek memiliki potensi besar untuk menjadi produk unggulan daerah.
Selain bernilai estetika tinggi, anggrek juga punya prospek ekonomi menjanjikan jika dikembangkan dengan serius.
“Banyak contoh anggrek dari Magelang yang bisa menembus pasar luar daerah, bahkan luar negeri. Harapan kami, peserta pelatihan mampu berinovasi dan menerapkan ilmu yang didapat. Pemerintah daerah juga siap mendampingi, tidak hanya melalui pelatihan, tetapi juga pendampingan permodalan bekerja sama dengan bank daerah,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kecamatan Muntilan, Retno Indarti menambahkan, pelatihan budi daya anggrek ini, merupakan bagian dari program kerja PKK dalam mendukung pemberdayaan ekonomi keluarga.
Fokusnya adalah membantu ibu rumah tangga agar memiliki keterampilan produktif yang bisa menambah penghasilan keluarga.
“Sebenarnya tidak harus di bidang anggrek saja, tapi kami ingin menggugah semangat ibu-ibu untuk mandiri. Peserta yang datang kali ini, mayoritas dari unsur Pokja 3 PKK dan karang taruna, dan mereka terlihat antusias karena memang menyukai tanaman,” tutur Retno.
Selama pelatihan dua hari, setiap hari, 52 peserta mendapatkan materi seputar dasar budi daya anggrek, mulai dari teknik pembibitan, penanaman, hingga perawatan tanaman.
Mereka juga praktik langsung, dengan membawa pulang tiga pot anggrek remaja untuk dilatih perawatannya di rumah.
Pengisi materi pelatihan, Rezha Akbar Rizaldi selaku owner Bunda Orchid menuturkan, pelatihan ini bukan sekadar berbagi ilmu, tetapi juga gerakan sosial untuk menularkan semangat kewirausahaan di kalangan ibu rumah tangga.
“Kami ingin para ibu punya usaha sampingan yang bisa dijalankan dari rumah. Setelah pelatihan ini, kami juga tetap membuka ruang pendampingan dan siap berkolaborasi agar mereka benar-benar bisa mengembangkan usahanya,” ungkap Rezha.
Rezha juga membagikan sejumlah tips dasar budi daya anggrek kepada para peserta.
Ia menekankan pentingnya sirkulasi udara dan pencahayaan yang cukup, serta penggunaan media tanam yang porous seperti pakis atau arang untuk menjaga kelembapan akar.
Selain itu, penyiraman sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari menggunakan air bersih tanpa bahan kimia, sedangkan pemupukan dilakukan secara rutin dalam dosis ringan agar tanaman tumbuh optimal.
“Anggrek itu sensitif tapi mudah dirawat kalau kita paham karakternya. Kuncinya sabar, telaten, dan rajin memperhatikan lingkungan tumbuhnya,” kata Rezha.
Pelatihan budi daya anggrek menjadi salah satu bentuk nyata implementasi inovasi Desa Anyar GRESS, yang mengusung semangat gumregah wargane, kebangkitan masyarakat dalam mengembangkan potensi lokal.
(Sumber: beritamagelang.id)
