Home

TIKUS: Gropyokan Serentak, Jurus Ampuh Para Petani di Lumajang, Lawan Hama Tikus

Gerdal tikus atau gropyokan massal menjadi solusi utama yang diusulkan. Gerakan ini menekankan pentingnya pengendalian hama secara bersama-sama agar hasilnya lebih maksimal

Gropyokan Hama Tikus secara Serentak di Lumajang (Sumber: portalberita.lumajangkab.go.id)

Lumajang, AGRINEWS – Meningkatnya populasi hama tikus hingga dua kali lipat dalam beberapa bulan terakhir, menjadi tantangan besar bagi para petani di Lumajang, Jawa Timur.

Serangan hama ini menyebabkan kerugian signifikan, mulai dari gagal panen hingga meningkatnya biaya tanam ulang.

Karena itulah, para petani bersama Pemerintah Kabupaten Lumajang tak tinggal diam.

Berbagai langkah mulai diterapkan, salah satunya adalah Gerakan Pengendalian (Gerdal) hama tikus secara serentak.

Ketua Paguyuban Petani Pangan Nasional (P3N) Provinsi Jawa Timur, Iskhak Subagio menjelaskan, ledakan populasi tikus disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk musim panen yang tidak serentak, tingginya tingkat perkembangbiakan tikus, serta semakin langkanya musuh alami tikus akibat perburuan.

“Hampir semua kecamatan mengalami peningkatan populasi tikus, seperti di Sumbersuko, Pasrujambe, dan Senduro. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, produktivitas pertanian bisa semakin anjlok,” ujar Iskhak saat dikonfirmasi, pada hari Senin (17/3/2025).

Gerdal tikus atau gropyokan massal menjadi solusi utama yang diusulkan.

Gerakan ini menekankan pentingnya pengendalian hama secara bersama-sama agar hasilnya lebih maksimal.

Namun, masih ada petani yang melakukan pengendalian secara individu, sehingga efektivitasnya belum optimal.

“Kuncinya adalah gerakan serentak. Kalau dilakukan bersama, hama bisa ditekan lebih cepat dan signifikan. Kalau masih sendiri-sendiri, hasilnya kurang maksimal,” imbuhnya.

Pemerintah Kabupaten Lumajang, melalui Dinas Pertanian, juga turut serta dalam upaya ini dengan memberikan edukasi dan pendampingan kepada petani.

Selain gropyokan, pendekatan berbasis ekologi seperti pelestarian burung hantu sebagai predator alami tikus, juga digalakkan.

“Kita dorong petani untuk tidak hanya mengandalkan perangkap atau racun, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem. Salah satunya dengan menyediakan rumah burung hantu di sekitar area persawahan,” tutur perwakilan Dinas Pertanian Lumajang.

(Sumber: portalberita.lumajangkab.go.id)

Exit mobile version