SWASEMBADA PANGAN: Kunci Swasembada Pangan adalah Optimalisasi Penyerapan Gabah Petani

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyatakan, penyerapan gabah petani secara optimal adalah kunci untuk swasembada pangan

Mentan Kunjungi Lahan Pertanian yang Tergenang Banjir (Sumber: bantulkab.go.id)
banner 120x600

Jakarta, AGRINEWS – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman menyatakan, penyerapan gabah petani secara optimal adalah kunci untuk swasembada pangan.

“Target swasembada bisa bermasalah, apabila Bulog tidak mampu melakukan penyerapan gabah petani secara maksimal, yaitu dengan ketentuan harga HPP sebesar Rp6.500 per kilogram. Yang paling penting hari ini, adalah serap gabah sebagai kunci untuk swasembada. Kenapa? Karena serap gabah bermasalah, target swasembada juga akan terancam,” ujar Mentan Amran dalam keterangan tertulis pada Sabtu (18/1/2025).

banner 325x300

Mentan Amran mengatakan, pembelian gabah sebesar Rp5.500 seperti yang terjadi saat ini di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, bisa menyebabkan kerugian besar hingga Rp25 triliun, karena terdapat selisih sebesar Rp1.000 per kilogram.

“Selisih Rp1.000 itu besar, karena rencana target panen kita 25 juta ton. Artinya apa? Petani bisa kehilangan pendapatan petani hingga Rp25 triliun. Tadi kita dengar langsung dari petani harganya Rp5.500. Artinya apa? Kalau selama 4 bulan ini panen puncak harganya di bawah HPP, ini bisa berdampak pada kerugian,” ungkap Mentan.

Amran menambahkan, anggaran sektor pangan yang diberikan negara untuk membantu petani bisa habis dengan sia-sia.

Karena itu, jalan satu-satunya yang harus dilakukan saat ini adalah melakukan penyerapan secara maksimal.

“Anggaran APBN yang sebesar kurang lebih 145 triliun itu akan sia-sia, apabila serapannya Rp5.500. Karenanya peran Bulog sangat strategis, Bulog harus kerja keras untuk menyerap gabah petani, karena ini adalah perintah Bapak Presiden yang tidak bisa ditawar. Wajib diserap selama gabah ada dan tidak boleh dibawah Rp6.500,” imbuhnya.

Mentan Amran mengatakan, sejauh ini, pemerintah telah memberi berbagai bantuan dan fasilitas sarana prasarana produksi yang cukup masif, di antaranya adalah kenaikan volume pupuk yang mencapai 9,5 juta ton dan juga bantuan benih serta normalisasi irigasi yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

“Alhamdulillah sekarang ini irigasi selesai, traktor, benih, pengolahan tanah, pupuk juga sudah diberesin. Jadi tinggal serap gabah yang perlu dilakukan,” pungkasnya.

(Sumber: infopublik.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *