Batang, AGRINEWS – Program swasembada pangan yang menjadi salah satu fokus Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita, mulai direalisasikan oleh unsur Forkopimcam Batang, Jawa Tengah dengan melakukan, penanaman bibit padi di lahan sawah produktif.
Kegiatan tersebut, sesuai dengan imbauan pemerintah, untuk menjaga ketahanan pangan, khususnya di tingkat desa.
Camat Batang, Luksono Pramudito mengatakan, pemerintah desa mendukung terwujudnya program Asta Cita pemerintahan Prabowo Subianto, terkait ketahanan pangan, dengan mengoptimalkan dana desa, sesuai peruntukannya.
“Pemanfaatannya untuk mendukung ketahanan pangan dengan membangun sarana prasarana penunjang hingga pengadaan bibit padi,” katanya saat ditemui di lahan sawah produktif Desa Karanganyar, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang (15/1/2025).
Selain melakukan penanaman bibit, jajaran Forkopimcam Batang juga menggelar apel dalam rangka memperingati Hari Desa Nasional.
Luksono berharap agar desa dijadikan pondasi utama dalam mewujudkan kesejahteraan warganya, dengan memanfaatkan lahan produktif untuk mewujudkan swasembada pangan bagi masyarakat secara berkelanjutan.
Sementara itu, Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Batang, Ginanjar Fatwa Adi menambahkan, saat ini, sebagian lahan di Kecamatan Batang sudah ada yang memasuki masa tanam.
Dengan bantuan bibit dari pemerintah, nantinya akan ditanam di lahan seluas 600 hektare.
“Hampir semua lahan di Kecamatan Batang produktif, baik wilayah Utara maupun Selatan. Dengan hasil panen diperkirakan mencapai 6 ton per hektare,” jelasnya.
Ginanjar memastikan, beberapa bulan ke depan akan ada panen raya di salah satu lahan produktif.
Paling dekat, sekitar bulan April, lahan di Denasri segera panen dengan luas 500 hektare.
Petani pun tetap melakukan pembasmian terhadap hama tikus dan keong yang rawan menyerang tanaman petani.
“Terkait subsidi pupuk, para petani telah mendapatkan kepastian adanya peningkatan jumlah. Urea 220 kilogram dan NPK 250 kilogram per hektarnya,” imbuhnya.
Sedangkan untuk harga gabah, Ginanjar memastikan, harga jualnya akan tetap menyesuaikan kondisi suplai dan kebutuhan pasar.
“Petani tetap menginginkan harga gabah yang sesuai, saat panen di 2-3 bulan ke depan, bisa berkisar Rp6.500 seperti harga jual tahun lalu,” pungkasnya.
(Sumber: berita.batangkab.go.id)