Home
Berita  

Sukses Besar di Tahun 2025, ILDEX Indonesia Ke-8 2026, Siap Digelar Bulan September

Sukses menggelar event ILDEX Indonesia ke-7 pada September 2025, perhelatan ILDEX Indonesia ke-8, bakal kembali dilaksanakan pada 16-18 September 2026.

Launching Moment 8th ILDEX Indonesia 2026 (Sumber: Christiyanto)

Jakarta, AGRINEWS – Event ILDEX Indonesia ke-7 pada September 2025 sukses digelar, kini perhelatan ILDEX Indonesia ke-8, bakal kembali dilaksanakan pada 16-18 September 2026.

ILDEX Indonesia ke-7 2025 diikuti oleh 278 peserta dari 43 negara.

Tak hanya itu, ILDEX Indonesia ke-7 2025 juga mampu menarik 12.880 pengunjung serta 2.107 peserta konferensi.

Karena itulah, suksesnya gelaran ILDEX Indonesia ke-7 2025 bakal dilanjutkan kehadirannya pada tahun 2026 nanti mendatang.

Launching Moment 8th ILDEX Indonesia 2026 (25/11/2025) (Sumber: Christiyanto)

Insyaallah, kami akan kembali mengadakan ILDEX Indonesia yang ke-8 pada 16-18 September 2026, yang lokasinya masih di ICE BSD City,” ujar Direktur PT Permata Kreasi Media (PKM), Fitri Nursanti Poernomo, dalam acara Launching Moment 8th ILDEX Indonesia 2026 pada hari Selasa (25/11/2025) di Jakarta.

Fitri mengatakan, perhelatan ILDEX Indonesia ke-7 2025 lalu, mendapat respons yang sangat positif dari para stakeholder peternakan.

Karena itulah, pihaknya akan kembali menggelar pameran yang sebelumnya dilaksanakan dua tahun sekali itu.

“Banyak juga permintaan dari para exhibitor di dalam maupun luar negeri, dan kami juga melihat industri peternakan ini sedang seksi, apalagi dengan adanya program MBG dari pemerintah, jadi banyak hal dan tantangan yang perlu dikembangkan ke depannya,” imbuh Fitri.

Fitri berharap, ILDEX Indonesia bisa menjadi platform kolaborasi untuk saling berbagi informasi dan inovasi bagi seluruh masyarakat di bidang peternakan.

Dirut PT Permata Kreasi Media (PKM), Ruri Sarasono (Sumber: Christiyanto)

Sementara itu, Dirut PT PKM, Ruri Sarasono menambahkan, ILDEX Indonesia 2026 juga bakal memperkenalkan Dairy Pavillion yang berfokus pada rantai suplai produksi dan pengolahan susu.

“Tingginya permintaan dari industri peternakan, baik nasional maupun internasional membuat penyelenggaraan ILDEX Indonesia diadakan lebih cepat untuk menjawab kebutuhan industri yang terus berkembang,” ungkap Ruri.

Menurut Ruri, industri peternakan saat ini sangat strategis karena pemerintah tengah memperkuat fokus pada kemandirian pangan asal ternak, sekaligus mendorong pasokan program Makan Bergizi Gratis (MBG), serta percepatan pembangunan sektor persusuan Tanah Air.

Launching Moment 8th ILDEX Indonesia 2026 dilanjutkan dengan diskusi terkait dunia peternakan terkini.

Bincang Perunggasan Hadirkan Asosiasi Perunggasan (Sumber: Christiyanto)

Dua orang narasumber dihadirkan, yaitu Ketua Gabungan Perusahaan Makan Ternak (GPMT), Desianto Budi Utomo dan Ketua IV Gabungan Perusahaan Perbibitan Unggas (GPPU), Asrokh Nawawi.

Desianto menyoroti kemungkinan masuknya CLQ (chicken leg quarter).

“Dengan adanya kebijakan tarif 0 persen untuk produk Amerika Serikat yang masuk ke Indonesia, dikhawatirkan ancamannya adalah masuknya CLQ (chicken leg quarter). Kalau itu sudah masuk tentu negara lain pasti antre, ini bisa menjadi disaster bagi perunggasan Indonesia. CLQ adalah musuh bersama industri peternakan Indonesia,” tutur Desianto.

Ketua Gabungan Perusahaan Makan Ternak (GPMT), Desianto Budi Utomo (Sumber: Christiyanto)

Menurut Desianto, jika industri perunggasan kolaps, akan berpengaruh pada bisnis pakan, karena dari 110 pabrik pakan anggota GPMT, 90 persen di antaranya memproduksi pakan unggas.

Sementara Asrokh Nawawi menyatakan, potensi genetik unggas saat ini, sangat luar biasa.

Ketua IV Gabungan Perusahaan Perbibitan Unggas (GPPU), Asrokh Nawawi (Sumber: Christiyanto)

Dalam lima tahun terakhir, satu ekor ayam GPS (grand parent stock) bisa menghasilkan 30-40 ekor PS (parent stock), dan satu ekor PS, bisa menghasilkan 120-130 ekor FS (final stock).

“Sehingga kebutuhan daging ayam di Indonesia, dapat tercukupi secara nasional tanpa perlu melakukan importasi,” pungkasnya.

 

Exit mobile version