Surabaya, AGRINEWS – Telkom University Surabaya terus melakukan inovasi berbasis teknologi dalam sektor pertanian dan perikanan modern melalui pengembangan Smart Urban Farming.
Salah satu inovasi terbaru yang dikembangkan adalah Smart Crabs House, sistem budi daya kepiting berbasis Internet of Things (IoT).
Inovasi ini memungkinkan pemantauan kualitas air secara otomatis dan real time.
Direktur Telkom University Surabaya, Tri Arief Sardjono mengungkapkan, pihaknya saat ini fokus mengembangkan Smart Urban Farming di lahan rooftop kampus, yang mencakup perkebunan buah modern, budi daya ikan nila, serta inovasi Smart Crabs House.
“Melalui Smart Urban Farming, kami ingin mendorong riset dan inovasi yang dapat langsung diterapkan dalam dunia usaha. Salah satunya dengan pengembangan Smart Crabs House, yang memanfaatkan teknologi IoT untuk meningkatkan efisiensi budidaya kepiting,” ujar Prof. Tri.
Salah satu tim peneliti Center of Excellence (COE) Telkom University Surabaya, Muhammad Dwi Haryanto menambahkan, pengembangan Smart Crabs House bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam budi daya kepiting.
Selama ini, pemantauan kualitas air dalam budi daya kepiting masih dilakukan secara manual, yang berisiko menyebabkan keterlambatan dalam mendeteksi perubahan lingkungan.
Hal ini dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup kepiting, meningkatkan risiko kematian, serta menurunkan produktivitas budi daya.
“Dengan memanfaatkan teknologi IoT, Smart Crabs House memungkinkan pemantauan otomatis terhadap kualitas air melalui sensor oksigen terlarut dan TDS meter. Data dari sensor ini akan diproses oleh mikrokontroler ESP32, sehingga sistem dapat mengontrol kualitas lingkungan dengan lebih efisien,” ungkap Dwi.
Smart Crabs House menawarkan sejumlah keunggulan dalam sistem budidaya kepiting, antara lain:
– Pemantauan Otomatis – Sistem mampu mendeteksi perubahan kualitas air secara real-time, sehingga masalah dapat ditangani lebih cepat.
– Akses Jarak Jauh – Data pemantauan dapat diakses melalui smartphone kapan saja dan di mana saja.
– Efisiensi Operasional – Teknologi ini mengurangi risiko kegagalan budi daya, meningkatkan produktivitas, serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
Pengembangan Smart Crabs House juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam menjaga ekosistem perairan dan mendukung keberlanjutan sektor akuakultur. Dengan inovasi ini, budi daya kepiting dapat dilakukan secara lebih berkelanjutan, efisien, dan ramah lingkungan.
Sebagai salah satu produsen kepiting terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri akuakultur.
Dengan inovasi berbasis teknologi seperti Smart Crabs House, diharapkan industri budi daya kepiting dapat berkembang lebih pesat dan bersaing di pasar global.
(Sumber: infopublik.id)