Berita  

PENYAKIT MULUT dan KUKU (PMK): 360 Ekor Sapi di Blora Kena PMK, Peternak Diminta Tidak Panik

Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, Jawa Tengah mencatat, 360 ekor sapi terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

360 Ekor Sapi di Blora Terserang PMK (Sumber: infopublik.id)
banner 120x600

Blora, AGRINEWS – Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, Jawa Tengah mencatat, 360 ekor sapi di wilayahnya terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sejak bulan Desember 2024 hingga 4 Januari 2025.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan DP4 Blora, Rasmiyana mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penanganan intensif dengan menerjunkan petugas kesehatan hewan untuk menangani kasus ini.

banner 325x300

“Semua laporan yang masuk langsung kami tindaklanjuti. Petugas kesehatan hewan kami sudah siap siaga untuk menangani setiap kasus PMK yang muncul,” ujar Rasmiyana (6/1/2025).

Sementara itu, Kepala DP4 Blora, Ngaliman menambahkan, pihaknya terus mengedukasi peternak agar aktif melakukan vaksinasi untuk mencegah penyebaran PMK.

“Kami meminta peternak tidak panik dan segera melaporkan jika ada indikasi PMK. Langkah terbaik adalah vaksinasi dan perawatan intensif,” ungkapnya.

Menurutnya, PMK pada sapi saat ini, mulai banyak ditemukan di beberapa daerah, sehingga perlu upaya pencegahan yang lebih serius agar tidak semakin meluas.

Menanggapi kekhawatiran masyarakat, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Peternakan Kementerian Pertanian RI, Ali Agus memastikan, daging sapi yang terkena PMK masih aman dikonsumsi, selama pemotongan dilakukan sebelum sapi mati.

“Sapi yang terkena PMK tetap bisa dikonsumsi, asalkan dipotong sebelum mati. Jika sapi sudah mati, itu sudah dianggap bangkai dan tidak boleh dikonsumsi,” jelasnya.

Ali Agus menambahkan, sapi yang terkena PMK sering mengalami kesulitan berdiri.

Jika kondisinya semakin parah, disarankan untuk segera disembelih agar tidak mengalami kerugian yang lebih besar.

“Sapi yang terkena PMK berat, sering kali tidak bisa berdiri, sehingga jika dibiarkan bisa mati sia-sia. Sebelum mati, lebih baik dipotong dan dagingnya tetap bisa dimanfaatkan,” tambahnya.

Ali Agus mengimbau kepada peternak, agar tetap tenang dan segera mengambil langkah pengobatan atau vaksinasi, jika sapi mereka terindikasi PMK.

“Kita sudah punya pengalaman dalam menangani wabah ini dua tahun lalu. Ada banyak metode penyembuhan yang bisa dilakukan. Jika tidak bisa disembuhkan, pemotongan menjadi opsi terakhir agar tidak mengalami kerugian,” pungkasnya.

(Sumber: infopublik.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *