LIDAH BUAYA: Pemkot Pontianak Mulai Galakkan Budi Daya Tanam kepada Petani Lokal

Produksi lidah buaya di Pontianak mengalami penurunan dibandingkan tiga tahun lalu, terutama pascapandemi Covid-19.

Pemkot Pontianak Dorong Petani untuk Berbudidaya Lidah Buaya (Sumber: infopublik.id)
banner 120x600

Pontianak, AGRINEWS – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, Kalimantan Barat melalui Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DPPP) kembali menggalakkan penanaman tanaman lidah buaya bagi petani lokal.

Komitmen ini disampaikan Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Ani Sofian, usai membuka Focus Group Discussion (FGD) tentang Pengembangan Lidah Buaya di UPTD Agribisnis (30/10/2024).

banner 325x300

“Kita akan mengembalikan tanaman unggulan Kota Pontianak ini agar masyarakat mau menanam lidah buaya, sehingga menjadi ciri khas kota ini,” ujar Ani Sofian.

DPPP juga memberikan bantuan sarana pertanian kepada 10 kelompok tani di Kecamatan Pontianak Utara, sebagai bagian dari upaya ini.

Ani mengimbau kepada hotel, rumah makan, dan restoran untuk menyediakan olahan lidah buaya dalam menu pembuka maupun penutup.

“Melalui FGD ini, kami berkolaborasi dengan narasumber dan mengundang petani lidah buaya. Selain memberikan bantuan bibit, kami juga akan menjalin kerja sama antara petani dan perusahaan yang mampu mengolah lidah buaya,” ujarnya.

Potensi pertanian di Kecamatan Pontianak Utara perlu dioptimalkan.

Ani berharap, komoditas lainnya ikut berkembang bersamaan dengan penanaman lidah buaya.

“Keterampilan dan semangat yang telah dimiliki petani harus didorong untuk meningkatkan pendapatan mereka,” ungkap Pj Wali Kota ini.

Produksi lidah buaya di Pontianak mengalami penurunan dibandingkan tiga tahun lalu, terutama pascapandemi Covid-19.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, Muchammad Yamin menambahkan, produksi lidah buaya sempat mencapai 19 ribu ton pada tahun 2019.

“Produksi menurun saat pandemi, karena daya beli masyarakat ikut berkurang. Oleh karena itu, melalui FGD ini, kami mengupayakan huluisasi dan hilirisasi agar terintegrasi dengan arahan Pemerintah Pusat,” jelasnya.

Sedikitnya ada sekitar 20 kelompok tani yang menjadi fokus pengembangan, dan beragam hasil olahan lidah buaya yang dipamerkan di UPTD Agribisnis, mulai dari produk kosmetik hingga kuliner.

Yamin optimistis, dengan penggalakan kembali penanaman lidah buaya, perekonomian Kota Pontianak dapat meningkat.

“Kami berharap produksi lidah buaya dapat meningkat dan pemerintah akan kembali fokus mengutamakan komoditas ini,” harapnya.

Salah satu penerima bantuan operasional satu unit kendaraan bermotor roda tiga adalah Mas Hadang Hidayat, Ketua Kelompok Tani Sinar Fajar Tani di Kelurahan Batu Layang, Kecamatan Pontianak Utara.

“Ini adalah tossa kedua yang kami terima, yang pertama sudah sepuluh tahun yang lalu dan sekarang sudah tidak layak,” katanya.

Rencana awal kelompok tani yang dipimpinnya adalah menjajakan sayur mayur keliling di Kantor Wali Kota Pontianak, Jalan Zainuddin.

Mas Hadang menjelaskan, kelompoknya sempat vakum dalam memasarkan hasil tani mereka.

“Tetapi kini sudah ada tossa baru, dengan semangat dan motivasi untuk memasarkan kembali dagangan kami,” pungkasnya.

(Sumber: infopublik.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *