Home

HAMA: Duh…Marak di Lereng Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Petani Padi Organik Siaga Jaga Sawah

Musim yang tidak menentu, memicu hama wereng dan burung menyerang tanaman padi organik di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Bringin, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

Ilustrasi: Sawah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Sumber: beritamagelang.id)

Magelang, AGRINEWS – Musim yang tidak menentu, memicu hama wereng dan burung menyerang tanaman padi organik di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Bringin, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Kondisi ini menuntut petani harus bekerja esktra keras agar tidak gagal panen.

Salah satu petani organik, Johanes Goalbertus Mugito mengatakan, hama wereng dan burung pipit menyerang tanaman padi miliknya yang siap panen.

“Karena demi keamanan, saya harus pasang rajut jala, agar panenan tidak terlalu banyak yang dimakan burung pipit,” ujar Mugito di sawahnya, pada hari Senin (8/9/2025).

Mugito bersama istri harus selalu berjaga saat siang hari, serta memasang jala penghalang lain untuk menghalalu kawanan burung.

Menurut Mugito, jika tidak diantisipasi secara dini, tanaman padi jenis mentik wangi susu yang ia tanam, terancam ludes dimakan burung.

Jika panen berkurang, maka tidak cukup buat modal tanam pada musim berikutnya.

“Kalau nggak ditunggu, tidak dipasang jala, bisa turun 40 persen hasil panennya,” jelasnya.

Mugito adalah seorang petani organik tulen yang sudah lebih dari 20 tahun, menjaga rezekinya dari serangan hama.

Jenis padi yang ditanaman Mugito, merupakan varietas mentik susu dengan kualitas bagus.

Mugito menambahkan, jaring perangkap yang terpasang, juga belum menjamin hasil panenan selamat dari serangan burung emprit maupun hama lainya.

Menurutnya, kejadian serangan hama wereng dan burung pipit saat ini, merupakan serangan paling parah dibanding masa tanam sebelumnya.

Demikian pula serangan hama lain yang membuat batang padi keropos, menghitam, daun menguning, dan butir padi hampa.

“Tapi kalau tikus, saya belum siap apa-apa obatnya. Kalau padi (organik) seperti ini, hama wereng sangat suka,” ungkap Mugito.

Sementara itu, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Arifan Sasongko menambahkan, luas budi daya padi organik di Kabupaten Magelang pada tahun ini, pada kisaran 2.000 hektare lebih.

“Data luas lahan dan produktivitas upland Kabupaten Magelang itu tersebar di Kecamatan Grabag, Sawangan, Kaliangkrik dan Bandongan,” imbuh Arifan pada hari Senin (8/9/2025).

Arifan menambahkan, semua tanaman padi organik tersebut ditampung maupun dikelola di empat lokasi yakni Koperasi Produsen Gupon Sekar Langit Kecamatan Grabag dengan luasan 680,32 hektare dengan produksi beras mencapai 2653,248 ton.

Kemudian, Koperasi Produsen Bandongan Organik Mitayani seluas 712,77 hektare, dengan hasil panenan mencapai 2494,695 ton.

Selanjutnya, Kelompok Tani Sumber Rejeki Kecamatan Kaliangkrik dengan luas lahan mencapai 62,15 hektare, dengan hasil panen di kisaran 201,9875 ton dan Koperasi Produsen Gatos Bumi Jawi di Kecamatan Sawangan yang mengelola 658,86 hektare sawah, dengan rata-rata panenan mencapai 2470,725 ton.

“Lahan-lahan sawah di Kabupaten Magelang, saat ini mencapai 25.268 hektare, akan dikembangkan menuju pertanian organik sesuai dengan yang dicanangkan oleh Pemkab Magelang, Go Organik,” pungkas Arifan.

(Sumber: beritamagelang.id)

Exit mobile version