Home

EKA BAGUS SPOT, Destinasi Mangrove Baru yang Sarat Makna di Maluku Tenggara, Maluku

Kawasan Hutan Raya Mangrove Hoat Tamngil di Ohoi Rumadian, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, segera memiliki destinasi baru bernama "Eka Bagus Spot". Nama ini diabadikan untuk mengenang dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo, yang menjadi korban kecelakaan laut di perairan Debut beberapa hari lalu, saat mengikuti KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Eka Bagus Spot, untuk Mengenang Dua Mahasiswa UGM yang Wafat (Sumber: infopublik.id)

Langgur, AGRINEWS – Kawasan Hutan Raya Mangrove Hoat Tamngil di Ohoi Rumadian, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku, segera memiliki destinasi baru bernama “Eka Bagus Spot“.

Nama ini diabadikan untuk mengenang dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo, yang menjadi korban kecelakaan laut di perairan Debut beberapa hari lalu, saat mengikuti KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Inisiatif penamaan ini datang dari Manajer Wisata Hoat Tamngil, Dominikus Watratan, yang terinspirasi oleh interaksinya dengan almarhum Bagus, seorang mahasiswa Kehutanan UGM yang pernah terlibat dalam pendataan mangrove di lokasi tersebut.

“Saya ingin nama mereka terus hidup, seperti pucuk mangrove yang selalu mekar,” ujar Onggo pada hari Jumat (4/7/2025).

“Eka Bagus Spot” tidak hanya menjadi simbol penghormatan, tetapi juga akan dikembangkan sebagai pusat edukasi keanekaragaman hayati mangrove.

Kawasan ini memiliki 12 jenis mangrove, termasuk lindur, pidada, dan risopora, yang beberapa di antaranya bernilai ekonomi tinggi.

Beberapa produk unggulan yang akan ditawarkan, di antaranya:
– Kopi Sianida Mangrove — racikan kopi dari jenis risopora tertentu (aman dikonsumsi)
– Sirup, dodol, dan keripik dari buah pidada dan lindur
– Pewarna alami dari mangrove untuk tekstil dan kosmetik

“Kami ingin wisatawan tak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga merasakan kekhasan kuliner lokal,” imbuh Onggo.

Sementara itu, Penjabat Kepala Ohoi Rumadian, Rudolf A.H. Watratan menyatakan, pemerintah setempat sedang menyiapkan berbagai fasilitas pendukung, seperti wahana air (bebek air), jalur edukasi mangrove, spot foto, dan tempat kuliner.

Terkait rencana ini, Camat Manyeuw, Korneles J. Rettob, mengapresiasi inisiatif ini sebagai langkah strategis memperkuat wisata berkelanjutan.

“Ini bukan sekadar destinasi, tetapi juga sarana edukasi dan penguatan ekonomi masyarakat,” tuturnya.

Meski masih dalam tahap renovasi dan belum dibuka untuk umum pada tahun 2025, Onggo optimistis, “Eka Bagus Spot” akan menjadi ikon wisata baru di Maluku Tenggara.

Festival Mitkei yang sempat populer, juga direncanakan akan kembali digelar tahun depan.

“Tunggu tahun depan, kami akan bangkit lebih baik!” pungkas Onggo penuh semangat.

(Sumber: infopublik.id)

Exit mobile version