Dies Natalis ke-67, INSTIPER Mantapkan Langkah Transformasi

Disrupsi di segala bidang, termasuk industri pertanian, perkebunan, dan kehutanan yang dipicu oleh digitalisasi, mendorong INSTIPER Yogyakarta melakukan transformasi dalam kurikulum dan metode pembelajaran bagi para mahasiswanya.

Rektor INSTIPER Yogyakarta Dr. Ir. Harsawardana, M.Eng. (tengah) duduk bersama para Wakil Rektor (Sumber: Tangkapan Layar)
banner 120x600

Yogyakarta, AGRINEWS – Dalam rangka ulang tahunnya ke-67, 10 Desember 2025, Institut Pertanian Stiper (INSTIPER) Yogyakarta menggelar serangkaian acara di Kampus Maguwoharjo, Sleman.

Acara akan berlangsung pada 7-15 Desember 2025. Rangkaiannya, Family Gathering (tanggal 7), workshop SDM Kelapa Sawit (tanggal 9), gelar teknologi (tanggal 9-11), seremoni dan peletakan batu pertama pembangunan gedung Technology and Innovation Center (tanggal 10), pameran foto karya tokoh senior perkebunan Soedjai Kartasasmita dan Sahabatnya (tanggal 10-15), dan kegiatan Keluarga Alumni INSTIPER (tanggal 12-14).

banner 325x300

Bertransformasi Berbasis Digital

“Momen 67 tahun ini merupakan satu titik balik bagi kita untuk bertransformasi di bidang pendidikan menyangkut kurikulum dan metode pembelajaran. Kenapa bertransformasi? Karena saat ini di negara kita dan negara lain terjadi perubahan yang bersifat disruptif dalam aktivitas bisnis dan industri di bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan,” ungkap Dr. Ir. Harsawardana, M.Eng., Rektor INSTIPER dalam jumpa pers, Rabu, 26 November 2025.

Lebih jauh Rektor menuturkan, perubahan juga terjadi pada karakter para mahasiswa sekarang. Mereka termasuk generasi Z (kelahiran 1997-2012) yang hidup dalam era digital. Generasi ini menginginkan kegiatan pembelajaran atau mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dengan cara menyenangkan.

Mereka tidak suka berlama-lama hanya untuk menemukan sesuatu hal yang bisa diperoleh melalui sumber dari manapun dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Mengingat kurikulum secara legal baru dapat diubah lima tahun sekali, menurut Harsa, pihaknya menerapkan strategi yang memungkinkan mahasiswa mendapatkan keahlian dan pengetahuan serta kemampuan inti sebagai seorang pembelajar, bukan lagi seseorang yang belajar. Mereka membutuhkan cara pembelajaran yang bersifat adaptif, fleksibel, dan modular berbasis digital.

“Ke depannya tidak ada kelas-kelas yang menempatkan seseorang atau peserta didik hanya diam dalam satu-dua jam mendengarkan apa yang dikatakan dosen. Kita mendorong mereka untuk aktif berdiskusi mencari solusi, sedangkan kita sebagai fasilitator,” lanjut Rektor yang didampingi empat wakil rektor.

Para mahasiswa bisa memperdalam kompetensi dengan mengikuti kegiatan ko-kurikuler sesuai minat masing-masing, misalnya Drone Academy, Robotic Academy, AI Academy, dan Smart Greenhouse Academy.

Pusat Teknologi dan Inovasi

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mempengaruhi sistem kerja dalam industri pertanian, perkebunan, dan kehutanan secara fundamental. “Aplikasi teknologi ini bukan hanya memudahkan kerja tetapi juga agar entitas bisnis atau kelembagaan tertentu bisa tumbuh positif. Pertumbuhan ini diukur pada kinerja operasional dan keuangannya,” ulas alumnus S3 Rheinische Wilhelms der Universitat Bonn, Jerman, itu.

Untuk itu, INSTIPER menggelar workshop SDM Kelapa Sawit. Ajang ini mempertemukan pihak INSTIPER selaku shareholder dengan mitra pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, insitusi atau lembaga penelitian lain, pelaku usaha, juga pembuat kebijakan.

Tujuannya mendapat masukan tentang kriteria kompetensi SDM dan teknologi yang betul-betul dibutuhkan oleh industri terkait dalam jangka menengah dan panjang. Hasil workshop untuk menyusun kurikulum dan cara pembelajaran yang tepat sehingga lulusan INSTIPER masih tetap relevan dengan perubahan hingga 2045.

Selain itu, INSTIPER mulai membangun gedung Technology and Innovation Center sebagai command center (pengatur). Ini mengatur semua sistem digital, di kampus maupun semua unit di bawah Yayasan Pendidikan Kader Perkebunan Yogyakarta (YPKPY), pendiri INSTIPER.

“Kita mengintegrasikan teknologi-teknologi yang kita anggap akan berperan penting di dalam perubahan kehidupan di masa datang, yaitu teknologi artificial intelligence, robotik, internet of things, teknologi informasi itu sendiri, dan juga drone. Kita bisa melihat perkembangannya di segmen Gelar Teknologi.

Dampak pengembangan teknologi tersebut ada dua. Keluar, kita dapat memperkuat kerja sama dengan industri dan mereka juga mendapatkan keuntungan, baik dalam memperoleh SDM berkompeten maupun teknologi yang dibutuhkan industri mereka.

Ke dalam, mahasiswa kita memperoleh bahan kuliah atau teknologi kekinian,” tutup Rektor yang pernah berkiprah di perusahaan perkebunan swasta selama tujuh tahun tersebut.

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *