Yogyakarta, AGRINEWS – Tim Active Service Balai Besar Veteriner Wates (BBVet Wates) bersama tim kesehatan hewan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta melakukan Surveilans Antimicrobial Resistance (AMR) atau resisten antimikrobia di Kota Yogyakarta (4/11/2024).
Surveilans AMR adalah kegiatan pemantauan terhadap resistansi mikroorganisme seperti bakteri, virus, fungi dan parasit yang kebal terhadap antimikroba (antibiotik, antivirus, antifungal, antiparasit).
Antimikroba yang sebelumnya dapat mengatasi infeksi akibat suatu mikroorganisme, menjadi tidak efektif atau berkurang efikasinya.
Kegiatan ini menyasar 5 titik Tempat atau Rumah Pemotongan Unggas (TPU/RPU) di Kota Yogyakarta, yaitu Vita Broiler (Keparakan, Mergangsan), B-Pazz Broiler (Giwangan, Umbulharjo), Wahyu Mulyo (Sorosutan, Umbulharjo), Depot Ayam Bu Koes (Rejowinangun, Kotagede), dan RPU Lilik.
Pengambilan sampel berupa sekum, bertujuan untuk mengetahui resistensi bakteri Escherichia coli dan Salmonella sp.
Selanjutnya, sampel dibawa ke BBVet Wates untuk diuji lebih lanjut.
Antimicrobial resistance merupakan suatu keadaan, dimana mikroorganisme mampu untuk bertahan pada dosis terapi senyawa antimikrobia, sehingga mikroorganisme tersebut masih mampu berkembang.
Faktor penyebab AMR diantaranya penggunaan antibiotik yang berlebihan, tidak sesuai petunjuk/resep dokter hewan, serta peredarannya yang bebas di pasaran menjadikan antibiotik dengan mudah disalahgunakan oleh peternak.
Dampak buruk akibat penyalahgunaan antibiotik, yaitu mikroorganisme pembawa penyakit akan bertahan lebih lama di dalam tubuh hewan dan bahaya residu pada pangan asal hewan.
(Sumber: pertanian.jogjakota.go.id)