Yogyakarta, AGRINEWS – Kelompok Tani Hijau Daun Nyutran, Mergangsan, Kota Yogyakarta, melakukan panen jagung pulut dan rambutan jenis Binjai.
Panen kali ini, dihadiri Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto.
Sugeng mengapresiasi produktivitas Kelompok Tani Hijau Daun Nyutran yang berhasil menanam berbagai sayuran dan buah-buahan di tengah keterbatasan lahan di Kota Yogyakarta.
Menurutnya, pertanian di Kota Yogya sangat berbeda dengan di pedesaan, karena keterbatasan lahan.
Untuk itu, diperlukan kreativitas dalam melakukan hal tersebut, seperti kreatif dalam pembuatan kemasan produk maupun kualitas produk olahan.
“Di Kota Yogya, lahannya sangat terbatas, untuk itu harus pandai dalam memilih tanaman, tidak sekedar bisa dibudidaya, namun juga memiliki nilai lebih sehingga secara ekonomi harga jual lebih menguntungkan,” ujarnya pada hari Jumat (3/1/2025).
Ia menegaskan akan selalu berupaya untuk mengoptimalkan peran kelompok tani dalam mendukung kesejahteraan masyarakat, terutama melalui pemanfaatan lahan pekarangan serta pengolahan hasil pertanian.
“Semua orang butuh pangan. Produk sayuran dan buah-buahan yang berkualitas pasti dicari oleh pasar. Kalau begitu, prospek pertanian ini menjanjikan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Hijau Daun Nyutran, Dona Beza menambahkan, kelompok tani yang dipimpinnya sudah terbentuk sejak tahun 2015.
Selama 10 tahun ini, kelompok tani tersebut telah berhasil melakukan budi daya berbagai sayuran dan buah-buahan.
“Di kebun kami, ada berbagai macam sayuran seperti cabai, jagung pulut, daun mint, sementara buahnya rambutan binjai, kelengkeng pingpong, dan pisang,” ungkapnya.
Hasil dari budi daya ini, kemudian dijual.
Ada yang berbentuk olahan, adapula yang dijual masih dalam keadaan segar.
Misalnya daun mint yang mereka olah menjadi minuman seperti es lemon mint ataupun wedang telang mint.
“Kalau yang kita jual langsung tanpa kita olah adalah jagung pulut, jagung jenis ini ini peminatnya banyak,” tuturnya.
Dona ingin mengembangkan kebun tersebut menjadi tempat eco eduwisata.
“Akan kami konsep menjadi salah satu eco eduwisata alternatif di Kota Yogya,” harapnya.
Panen kali ini juga dihadiri Ketua Asosiasi Tambulampot Kota Yogya, Eka Yulianta.
Eka menyoroti pemilihan tanaman yang dibudaya oleh Kelompok Tani Hijau Daun, terutama jagung pulut.
Menurutnya, pemilihan jagung pulut ini sangat tepat.
Jagung jenis ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi serta memiliki daya tahan yang baik dan tidak mudah terserang hama penyakit.
Tanaman jagung ini, juga memiliki masa panen yang cepat, hanya membutuhkan waktu 70 hari saja, sedangkan jagung manis biasa membutuhkan 90 hari.
“Kelebihan budi daya jagung pulut, adalah umur jagung ini lebih pendek dibandingkan dengan jagung jenis lainya, tahan dengan air, panen jagung jenis ini sangat mudah karena masa panen masih muda sekitar 70 hari dan harganya lumayan tinggi,” imbuhnya.
Keunggulan jagung pulut lainnya, adalah tidak membutuhkan perawatan yang rumit.
Tanaman hanya perlu diberi pupuk organik.
Tanaman jagung ini juga tidak membutuhkan pengolahan lahan yang rumit.
“Ini bisa menjadi bahan pangan alternatif untuk ketahanan pangan apalagi jagung ini bisa di segala musim,” pungkasnya.
(Sumber:warta.jogjakota.go.id)