Sragen, AGRINEWS – Siapa yang mengira di tengah ketenangan Desa Guworejo, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, terdapat sebuah rumah makan yang sederhana, namun memiliki cita rasa yang luar biasa.
Sekilas, rumah yang memiliki pekarangan cukup luas dengan beberapa gazebo di sampingnya tersebut, terlihat seperti rumah warga pada umumnya.
Namun di sinilah, Ayam Panggang Gandu disajikan lengkap dengan sambal dan lalapan.
Pengunjung dapat menikmati sensasi gurih, asin, dan pedas dari ayam panggang di bawah teduhnya pepohonan, diiringi angin yang berhembus sepoi dan keheningan suasana desa.
Ayam Panggang Dewa menawarkan menu andalan yang belum banyak dijumpai di Kabupaten Sragen, yaitu ayam panggang varian bumbu bawang dengan dominan rasa gurih dan rasa gandu yang memiliki sedikit sensasi pedas.
Ayam yang disajikan satu ekor utuh tersebut, disajikan dengan sambal tomat dan sambal bawang yang semakin menggugah selera.
Pengunjung juga dapat memilih antara ayam potong atau ayam kampung.
Namun jangan khawatir, baik ayam potong maupun kampung, keduanya sudah diolah sedemikian rupa hingga dagingnya terasa lembut dan bumbunya meresap hingga ke dalam.
Satu hal yang paling menarik dari Ayam Panggang Dewa, adalah cara pengolahannya yang masih menggunakan alat-alat tradisional.
Ayam yang telah dimarinasi selama beberapa jam, dipanggang di atas wajan kreweng atau tanah liat, wajan diletakkan di atas tungku yang terbuat dari batu bata dan dipanaskan dengan kayu bakar.
Penggunaan dapur tradisional ini, tentu saja cukup rumit lantaran juru masak harus mengatur suhu secara manual dengan menggunakan kipas tangan.
Tapi justru dari sinilah, asal cita rasa “smoke” yang menambah kelezatan Ayam Panggang Dewa.
Juwita, selaku pemilik Ayam Panggang Dewa, mengawali bisnisnya bersama suami pada tahun 2012.
Merantau dari kampungnya di Dusun Gandu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Juwita awalnya membuka bisnis di Dusun Kuwungsari, Desa Sragen Kulon, Kecamatan Sragen.
Namun karena sepinya pengunjung akibat pandemi Covid-19, Juwita bersama suami, sepakat untuk mencari lokasi baru demi mempertahankan bisnis dengan cara melayani pemesanan secara online.
“Ayam panggang khas Jawa Tengah rasanya sedikit manis, jadi kita coba sesuatu yang baru dengan membawa Budaya Jawa Timur, karena kami lihat di Sragen belum ada. Dan ternyata banyak yang suka,” ujarnya.
Juwita menambahkan, ia dan suami merintis usaha dengan berbekal resep orisinil dan pengalaman bisnis ayam panggang orangtuanya di Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Ia mengatakan, Dusun Gandu tempatnya berasal, merupakan sebuah daerah dengan mayoritas penduduk yang berjualan Ayam Panggang Khas Gandu.
“Selain melayani makan di tempat, kami juga menerima pesanan nasi box, ayam satu ekor utuh, dan prasmanan dari perorangan, kantor, maupun pabrik,” ungkapnya.
Juwita menambahkan, omzet bisnisnya mencapai Rp50 juta rupiah/bulan, dengan rata-rata penjualan 40 hingga 60 ekor ayam per hari.
Saat ini, ia telah memiliki 4 karyawan dan 1 pekerja lepas yang membantu di saat-saat ramai, seperti jam makan siang dan musim liburan.
Ayam panggang Dewa, mulai akhir Januari 2025 akan pindah ke lokasi baru, di sekitar Kolam Renang Doeng Cuo di Jalan Sragen–Batujamus, Kecamatan Karangmalang.
(Sumber: sragenkab.go.id)