Tuban, AGRINEWS – Siapa sangka, daun anggur ternyata bisa menjadi camilan yang renyah dan lezat.
Di tangan ibu rumah tangga asal Desa Klutuk, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, daun buah anggur menjadi camilan enak yang digemari.
Memulai usaha camilannya yang dirintis sejak tahun 2017, Cumi Ikwati berusia 30 tahun, membuat inovasi keripik daun anggur, yang kini menjadi primadona produk camilan yang diberi label “Camilan Musir”.
Umi – sapaan akrabnya – menjelaskan, ia memulai usaha dengan modal minyak goreng 0,5 liter serta pisang dan singkong dari sang mertua.
Umi dan suami, bertekad memulai usaha camilan, setelah memutuskan pulang dari merantau di Surabaya, Jawa Timur.
“Saat itu anak kami sakit, dan kami banyak utang. Dengan tekad dan sumbangan bahan dari mertua, kami memulai bisnis ini,” ujar Umi beberapa waktu lalu.
Ide keripik daun anggur datang pada tahun 2020, saat ia mencoba inovasi baru karena pasar mulai sepi.
Ia mengambil daun anggur dari pohon anggur yang ditanam di samping rumah.
Sambil masih memproduksi keripik singkong, pisang, talas, marning, hingga rengginang, keripik daun anggur pelan-pelan mendapatkan pamor di tengah pelanggannya.
“Alhamdulillah, pelanggan banyak yang tertarik,” ungkapnya.
Produk bikinan Umi, saat ini telah banyak mengisi rak jajanan di beberapa pasar modern di Kota Tuban, seperti Bravo, Samudra, dan toko oleh-oleh khas Tuban.
Selain itu, ia juga memiliki reseller di Surabaya dan penjualan secara online melalui marketplace.
Seluruh produk Camilan Musir juga telah memiliki sertifikat halal, dan izin PIRT sejak tahun 2019 lalu.
Umi menjamin, produknya tahan sampai 6 bulan, karena bebas dari bahan pengawet.
“Kalau tidak langsung terpapar sinar matahari, awet sampai 6 bulan,” imbuhnya.
Dalam sebulan, Umi bisa mengantongsi omzet hingga Rp8 juta.
“Oktober kemarin tembus Rp10 juta,” tuturnya.
Menurut Umi, bergabung dengan komunitas, memiliki keuntungan yang banyak dalam pemasaran.
“Saya bergabung di Hipmikindo, dan sangat membantu dalam jumlah penjualan,” kata Umi.
Untuk kemasan premium, ia mematok harga mulai dari Rp25 ribu dan Rp6.000 untuk kemasan plastik biasa.
Umi berharap, seluruh UMKM di Kabupaten Tuban terus berjuang, kuatkan mental dan berinovasi untuk memajukan produknya, agar bisa menjadi pengusaha yang sukses.
“Kuatkan hati dan mental. Memang sulit karena semua pengusaha akan mengalami kegagalan, tapi jangan menyerah. Mental pokoknya harus kuat, tahan banting,” pungkasnya.
(Sumber: tubankab.go.id)