Tuban, AGRINEWS – Jika bicara tentang olahan jajanan ringan yang banyak digemari di Indonesia, maka jamur crispy adalah salah satunya.
Kenyataan tersebut sejalan dengan maraknya pelaku bisnis jamur crispy di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Siti Badrikah, perempuan asal Desa Cendoro, Kecamatan Palang, adalah salah satu pelaku bisnis olahan jajanan ringan jamur crispy yang diberi nama “Neng Izza“.
Siti menuturkan, usaha bisnisnya ini berawal dari budi daya jamur yang ia lakoni menemui kendala, karena hasilnya kurang bagus.
“Waktu itu, hasil jamur budi daya saya terlalu basah, jadi tidak seberapa laku di pasaran,” kenangnya.
Berangkat dari hal tersebut, akhirnya ia berinovasi dengan mengolah jamur budidayanya menjadi sebuah olahan makanan ringan jamur crispy, sehingga nilai jualnya juga meningkat.
Dimulai dari tahun 2018, jamur crispy olahan Siti terus berkembang.
Di awal produksi, Siti hanya memasarkan produk jamur crispynya kepada tetangga dan teman-teman terdekat.
Kemudian, terus berkembang masuk ke kantin sekolah sekitar tempat tinggalnya, hingga akhirnya berhasil menembus berbagai toko oleh-oleh di Kabupaten Tuban serta pasar online.
Tak sampai di situ, ia juga secara rutin melayani pesanan dari Kota Malang, Surabaya, Semarang dan Yogyakarta, bahkan luar pulau.
“Dalam beberapa kesempatan, jamur crispy “Neng Izza” juga mendapatkan pesanan dari luar pulau Jawa,” ungkapnya.
Dari hasil penjualan seluruh produk buatannya, ia mampu meraup keuntungan sebesar Rp5 juta setiap bulan, bahkan lebih.
Ia mengatakan, hal ini dapat terwujud berkat bantuan dan pendampingan yang terus diberikan oleh Hipmikindo.
“Sejak bergabung dengan Hipmikindo, memberikan banyak ilmu untuk saya,” imbuhnya.
Tak hanya jamur crispy, camilan Neng Izza produksi Siti, juga memproduksi kripik jamur, stik jamur, sempol jamur, pentol jamur, keripik sukun, keripik kacang tanah, dan keripik ubi dengan berbagai varian rasa.
Mulai dari rasa original, balado, sapi panggang, ayam panggang dan sambal dower.
Untuk harga, Siti mematok Rp15 ribu per bungkusnya, untuk semua produk.
Perempuan yang juga merupakan guru RA ini berharap, ke depan, produk buatannya dapat dikenal di seluruh Indonesia.
“Harapannya agar bisa menyerap tenaga kerja lokal, untuk membantu perekonomian tetangga sekitar sini,” pungkasnya.
Sementara itu Rudi Susanto selaku Ketua Hipmikindo Kabupaten Tuban mengatakan, produk “Neng Izza” buatan Siti sudah cukup bagus dari segi rasa dan packaging.
“Sudah bisa menjadi representasi produk-produk UMKM Kabupaten Tuban yang berkualitas,” ungkapnya.
Rudi Susanto berharap, ke depannya produk “Neng Izza” bisa terus menjaga kualitasnya dan lebih sukses merajai pasaran jajanan oleh-oleh.
(Sumber: tubankab.go.id)