UMM: Teknologi Smart Farming Edupark UMM, Kendalikan Greenhouse dari Jarak Jauh

Melalui aplikasi ini, penyiraman tanaman bisa dilakukan secara otomatis. Nutrisi dan unsur hara, juga dapat dikontrol dari jarak jauh

Panen Melon dengan Teknologi Smart Farming di Edupark UMM (Sumber: infopublik.id)
banner 120x600

Malang, AGRINEWS – Edupark Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menginisiasi perubahan greenhouse tanaman hias menjadi area budi daya buah melon dengan teknologi smart farming.

Teknologi ini turut mendukung pelaksanaan kegiatan open greenhouse petik melon yang diadakan oleh Edupark.

banner 325x300

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Rektor UMM, Wakil Ketua BPH, Kepala Dinas Kabupaten dan Kota Malang, Kepala Dinas Kota Batu, serta sejumlah OPD Kalimantan Tengah.

Langkah ini diambil untuk mengoptimalkan potensi ekonomi melon yang tinggi, serta memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.

Kepala Laboratorium UMM, Muhidin mengungkapkan, teknologi smart farming memungkinkan pengendalian jarak jauh melalui aplikasi di smartphone, sehingga mempermudah petani dalam merawat tanaman tanpa harus hadir langsung ke lokasi.

“Melalui aplikasi ini, penyiraman tanaman bisa dilakukan secara otomatis. Nutrisi dan unsur hara, juga dapat dikontrol dari jarak jauh,” ujar Muhidin.

Greenhouse UMM menggunakan sistem tanam hidroponik dan fertigasi untuk dua varietas melon, yakni intanon dan lavender.

Dengan keberadaan greenhouse, risiko tanaman terhadap serangan hama menjadi lebih minimal.

“Perawatan tanaman melon di greenhouse ini cukup sederhana, dan tidak memerlukan tahapan khusus. Hanya saja, pemupukan saat masa berbunga dan berbuah berbeda untuk menjaga hasil tetap optimal,” imbuhnya.

Proses penanaman melon di greenhouse ini, memakan waktu sekitar 70 hari atau tiga bulan.

Berkat pupuk racikan khusus, hasil tanaman melon lebih maksimal, dengan harga jual Rp 25.000 per kilogram.

Para pengunjung yang hadir mengapresiasi kualitas melon yang dihasilkan, karena rasanya manis, berair, dan renyah.

“Meski greenhouse ini kurang mendapat cahaya matahari langsung, kami menggunakan material atap yang mampu memaksimalkan pencahayaan,” imbuh Muhidin.

Sementara itu, Rektor UMM, Prof. Nazaruddin Malik menegaskan, perguruan tinggi harus mengambil peran aktif dalam menjawab persoalan praktis di masyarakat.

Menurutnya, teknologi smart farming yang diterapkan di greenhouse ini menjadi solusi bagi tantangan ketahanan pangan di masa mendatang.

“Pengembangan smart farming harus terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian. Semoga kegiatan open greenhouse petik melon ini membawa manfaat dan keberkahan bagi semua pihak,” tutur Nazaruddin.

Inovasi smart farming yang dilakukan UMM tidak hanya menunjukkan komitmen perguruan tinggi kepada masyarakat dan stakeholder, tetapi juga selaras dengan program pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan.

(Sumber: infopublik.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *