Berita  

SAPI: Peternak di Temanggung Diminta Waspadai Penyakit Lato-Lato

Ketua PDHI Cabang Jateng 3, drh. Esty Dwi Utami mengatakan, meski tidak menular pada manusia, namun penyakit lato-lato sangat berbahaya bagi ternak.

Waspada Penyakit Lato-Lato (Sumber: jatengprov.go.id)
banner 120x600

Temanggung, AGRINEWS – Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) meminta petani untuk waspada dengan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD), atau dikenal dengan lato-lato.

Ketua PDHI Cabang Jateng 3, drh. Esty Dwi Utami mengatakan, meski tidak menular pada manusia, namun penyakit lato-lato sangat berbahaya bagi ternak.

banner 325x300

“Penyakit lato-lato bisa menyebabkan ternak mati dalam waktu singkat, sehingga menimbulkan kerugian,” ujarnya (11/4/2025).

Ia mengatakan, penyebab LSD adalah infeksi LSDV, yang merupakan bagian dari genus capripoxvirus dan famili poxviridae.

Virus itu dapat menginfeksi hewan ternak, seperti sapi dan kerbau.

Esty yang juga Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung mengatakan, kasus lato-lato mencuat di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sampai saat belum ada temuan kasus lato-lato di Temanggung dan sekitarnya.

Meski begitu, peternak agar berhati-hati, sebisa mungkin menghindari membeli ternak dari daerah terjangkit lato-lato.

Menurutnya, virus LSD, disebarkan melalui serangga pengisap darah, seperti lalat nyamuk dan kutu spesies tertentu.

Penularannya dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung.

Penularan secara langsung, terjadi jika sapi yang sehat terkena resi kulit air liur darah dan susu, oleh sapi yang terinfeksi.

Sementara penularan secara tidak langsung, bisa disebabkan oleh penggunaan peralatan kandang dan jarum suntik yang terkontaminasi virus.

Esty menjelaskan, hewan yang terkena lato-lato akan menimbulkan gejala umum mengeluarkan kotoran mata dan hidung yang lebih banyak, penurunan produksi susu, demam tinggi yang bisa melebihi 41 derajat Celcius, munculnya nodul yang keras atau benjolan dengan diameter 2 cm sampai 5 cm.

Nodul ini terdapat di kepala, leher, tungkai, kaki ekor, dan membuat sapi menjadi lemah dan sulit bergerak.

“Pada kasus yang serius, nodul dapat menutupi di hampir seluruh bagian tubuh, dan dapat berubah menjadi lesi nekrotik dan ulserat, jika tidak segera ditangani,” jelasnya.

Ia mengimbau, para peternak untuk segera melaporkan ke penyuluh, mantri hewan atau DKPPP, jika ada temuan penyakit lato-lato.

(Sumber: jatengprov.go.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *