Berita  

PETERNAKAN: Kementan Dukung Pengembangan Peternakan Terpadu Sawit Sapi di Padang Lawas, Sumatra Utara

Kementerian Pertanian (Kementan) RI mendukungan pengembangan subsektor peternakan di Kabupaten Padang Lawas, Sumatra Utara, melalui sistem integrasi sawit–sapi

Bupati Padang Lawas, Putra Mahkota Alam Hasibuan (Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)
banner 120x600

Jakarta, AGRINEWS – Kementerian Pertanian (Kementan) RI mendukungan pengembangan subsektor peternakan di Kabupaten Padang Lawas, Sumatra Utara, melalui sistem integrasi sawit–sapi.

Langkah ini diharapkan menjadi model penguatan ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak daerah.

banner 325x300

Konsep integrasi sawit–sapi merupakan sistem yang memanfaatkan lahan perkebunan sawit sebagai sumber pakan ternak, sekaligus lahan penggembalaan.

Selain menekan biaya pakan, kotoran sapi dapat berfungsi sebagai pupuk alami bagi tanaman sawit, sehingga menciptakan manfaat ganda antara dua subsektor tersebut.

Bupati Padang Lawas, Putra Mahkota Alam Hasibuan menyatakan, rencana pengembangan sistem tersebut saat bertemu dengan Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan Kementan, Makmun, di Kantor Pusat Kementan, Jakarta (7/10/2025).

Ia menyatakan, integrasi sapi dengan kebun sawit dapat menekan biaya produksi, sekaligus meningkatkan nilai ekonomi bagi peternak dan pekebun.

“Mengintegrasikan sapi dengan kebun sawit dapat meningkatkan produktivitas ganda, baik di subsektor peternakan maupun perkebunan,” ujarnya.

Selain pengembangan sapi, Padang Lawas juga menyiapkan penguatan peternakan ayam pedaging dan petelur untuk mendukung pasokan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Namun, ketiadaan pabrik pakan menjadi tantangan utama bagi peternak lokal.

Terkait hal tersebut, Makmun menyatakan, Kementan siap memperkuat produksi lokal melalui pelatihan, pendampingan, dan penyediaan bibit unggul.

Ia juga mendorong peternak memanfaatkan bahan pakan lokal seperti jagung dan limbah sawit untuk menekan biaya produksi.

“Program MBG harus menjadi momentum untuk menciptakan peternak mandiri. Pemerintah daerah bisa memanfaatkan sumber daya lokal agar rantai protein hewani tidak tergantung pasokan luar,” tegasnya.

Dengan dukungan Kementan, pengembangan peternakan terpadu di Padang Lawas diharapkan menjadi model kolaborasi daerah yang produktif, efisien, dan berkelanjutan bagi ketahanan pangan nasional.

(Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *