Berita  

PENYAKIT MULUT dan KUKU (PMK): Pemkab Temanggung Lakukan Desinfeksi Pasar Hewan untuk Putus Rantai Penyebaran PMK

Salah satu langkah pencegahan penularan PMK adalah dengan desinfeksi dan dekontaminasi di pasar hewan

Desinfeksi dan Dekontaminasi di Pasar Hewan Kranggan, Temanggung (Sumber: jatengprov.go.id)
banner 120x600

Temanggung, AGRINEWS – Untuk mencegah penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah melalui Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) melakukan desinfeksi dan dekontaminasi di Pasar Hewan Kranggan.

Kepala DKP3 Temanggung, Joko Budi Nuryanto mengatakan, di daerah tersebut ditemukan 73 hewan terdeteksi PMK.

banner 325x300

Salah satu langkah pencegahan penularan adalah dengan desinfeksi dan dekontaminasi di pasar hewan.

“Desinfeksi dan dekontaminasi sebagai prosedur yang harus ditempuh di semua pasar hewan,” ujarnya pada hari Kamis (9/1/2025).

Joko mengatakan, untuk 73 hewan yang terpapar PMK, kini dalam pengobatan dan pantauan, dengan harapan tidak ada penularan kembali di daerah tersebut.

Temuan kasus 73 ekor itu, merupakan catatan hingga 6 Januari 2025.

Kasus tersebut tersebar di 11 kecamatan dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung.

“Terinci di Kecamatan Tretep terdapat 5 ekor, Candiroto (6), Jumo (1) Ngadirejo (12) Parakan (12) Kedu (8) Bejen (6). Selain itu, Kecamatan Tlogomulyo (4), Kaloran (12) Kranggan (1) dan Pringsurat (6),” jelasnya.

Kecamatan yang terdapat temuan menjadi zona merah, sementara kecamatan lain, belum ada temuan kasus sejauh ini.

Pihaknya saat ini mengutamakan biosecurity dan dekontaminasi, yang meliputi desinfeksi dan dekontaminasi alat atau sarana dan prasarana setelah digunakan untuk pelayanan.

“Desinfeksi dan dekontaminasi kandang, dan yang selanjutnya petugas memperketat pengawasan lalu lintas hewan,” ungkap Joko.

Joko menambahkan, petugas yang menangani hewan sakit menular, diminta segera mengganti perlengkapan baru sebelum ke hewan lain atau hewan berikutnya.

“Petugas harus melaporkan kejadian yang ditemukan melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala UPT Pasar Hewan, Antik Choriyah mengatakan, populasi sapi di Temanggung berkisar 19.800 ekor.

Vaksinasi pada hewan dilakukan oleh dinas setempat agar hewan terbebas dari PMK, dengan rentang waktu vaksinasi ini adalah enam bulan.

“Kami memang ada vaksinasi gratis beberapa waktu lalu, dan vaksinasi ini khusus bagi peternak kecil. Bagi peternak besar, vaksinasi secara mandiri,” ungkapnya.

Choriyah menambahkan, kasus PMK pada tahun 2024 lalu, antara lain terjadi pada sapi, kerbau, kuda, dan domba atau kambing.

Sementara pada tahun ini, baru ditemukan pada sapi.

Ia berharap, tidak ada lonjakan kasus PMK atau, dan PMK segera mereda.

Berdasarkan penelusuran, sapi yang terpapar PMK berasal dari Sukorejo dan bukan dari asli Temanggung.

“Kami lakukan desinfeksi pada lalu lintas ternak, seperti di pasar mobil yang masuk dan keluar dilakukan desinfeksi. Ini agar tidak ada (kasus penularan) PMK, serta bisa bunuh virus PMK,” pungkasnya.

(Sumber: jatengprov.go.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *