Berita  

PENYAKIT MULUT dan KUKU (PMK): Keren Nih, Pertahankan Nol Kasus PMK, Kementan dan Pemda Bali Lakukan Pencegahan Terpadu

Selain PMK, Bali juga menghadapi tantangan besar dalam mengendalikan penyakit menular strategis lainnya, seperti African Swine Fever (ASF) dan rabies

Rakor Antisipasi PMK di Bali (Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)
banner 120x600

Denpasar, AGRINEWS – Bali terus memperkuat langkah pencegahan terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sedang menyerang hewan ternak di sejumlah daerah di Indonesia.

Caranya, dengan menggelar Rapat Koordinasi Penyakit Hewan Menular Strategis di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.

banner 325x300

Rapat dihadiri berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Pertanian RI, Dinas Pertanian Provinsi Bali, dan perwakilan dari sektor peternakan.

Fokus utama pertemuan ini, adalah merumuskan langkah-langkah strategis untuk menjaga Bali tetap bebas dari PMK, karena ancaman yang muncul akibat perubahan iklim ekstrem dan tingginya mobilitas perdagangan ternak serta produk hewan di wilayah tersebut.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Agung Suganda, menegaskan pentingnya kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi, asosiasi profesi, peternak, dan masyarakat dalam mengendalikan PMK.

“Pencegahan melalui pengawasan ketat lalu lintas hewan, vaksinasi yang merata, dan edukasi kepada peternak harus menjadi prioritas utama. Kolaborasi yang solid antara semua pihak sangat esensial untuk menjaga subsektor peternakan dan kesehatan hewan di Bali,” ujar Agung.

Selain PMK, Bali juga menghadapi tantangan besar dalam mengendalikan penyakit menular strategis lainnya, seperti African Swine Fever (ASF) dan rabies.

Karena populasi babi yang besar di Bali, pencegahan ASF juga menjadi sangat penting, mengingat dampaknya yang besar terhadap perekonomian lokal.

“Pengendalian rabies juga harus menjadi prioritas untuk melindungi masyarakat dan wisatawan, yang menjadi tulang punggung industri pariwisata Bali,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada menyampaikan apresiasinya atas dukungan dari Kementerian Pertanian dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait.

“Kami berkomitmen untuk menjaga Bali tetap nol kasus PMK, melalui penguatan pengawasan, serta meningkatkan kesadaran peternak akan pentingnya menjaga kesehatan hewan. Ini tidak hanya melindungi sektor peternakan, tetapi juga menjaga citra Bali sebagai destinasi wisata yang aman dan terpercaya,” imbuh Sunada.

Untuk mendukung Bali sebagai provinsi “hijau” PMK, Kementerian Pertanian pada akhir Desember 2024 telah mendistribusikan hibah vaksin PMK sebanyak 50.000 dosis, serta obat-obatan, vitamin, dan desinfektan.

Bantuan ini juga diberikan kepada enam provinsi di Pulau Jawa serta Lampung.

Selain itu, Tim Balai Veteriner, petugas dinas provinsi dan kabupaten/kota, serta asosiasi profesi turut terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi dan pengawasan.

Sejauh ini, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali telah memperkuat biosekuriti di 57 Kecamatan sebagai upaya untuk mengantisipasi penyebaran penyakit hewan menular.

Program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terus digencarkan guna meningkatkan kesadaran peternak mengenai pentingnya kesehatan hewan dan pencegahan penyakit.

Semua pihak sepakat untuk memperkuat pengendalian dan pencegahan PMK di Bali, guna menjaga keberlanjutan sektor peternakan yang merupakan salah satu pilar penting perekonomian Pulau Dewata.

Dengan komitmen yang kuat dan sinergi yang terjalin, Bali diharapkan dapat terus mempertahankan statusnya sebagai provinsi bebas PMK, sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat dan wisatawan.

(Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *