Pasuruan, AGRINEWS – Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur memastikan vaksin untuk seluruh ternak sapi, kerbau dan kambing dalam waktu dekat akan segera datang, termasuk untuk Kabupaten Pasuruan.
Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Indyah Aryani mengatakan, jumlah hewan ternak di Jawa Timur yang rentan terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) mencapai 9,2 juta ekor.
Dari jumlah tersebut, sapi menjadi jenis hewan ternak yang paling banyak terancam, mencapai 3,4 juta ekor.
“Paling rentan sapi, karena PMK lebih banyak menyerang sapi,” ucap Indyah, saat meninjau peternakan sapi milik Misbahul Munir di Desa Cobanjoyo, Kecamatan Kejayan (10/1/2025).
Indyah mengatakan, Jawa Timur membutuhkan 7,2 juta vaksin, yang nantinya akan disuntikkan kepada seluruh sapi, baik yang rentan maupun yang sama sekali belum divaksin serta untuk sapi-sapi yang butuh vaksinasi lanjutan.
Untuk mendapatkan vaksin tersebut, Pemprov Jatim sedang mempersiapkan anggaran pengadaan vaksin dari yang bersumber dari BTT Jatim tahun 2025.
Begitu pula dengan Kementerian Pertanian yang kembali akan menggelontorkan anggaran untuk pengadaan vaksin.
“Secepat mungkin, karena sekarang sedang disiapkan dari pengadaan APBD maupun APBN,” ungkapnya.
Indyah menambahkan, pada akhir 2024 lalu, Kementerian Pertanian mengirimkan 12.500 dosis vaksin untuk memenuhi kebutuhan di Jawa Timur, dengan rencana total bantuan vaksin mencapai 1,4 juta dosis.
Jumlah tersebut hanya diperuntukkan untuk ternak yang sangat rentan terserang PMK.
“Jumlahnya sedikit kemarin, makanya kami khususkan untuk ternak yang dalam kondisi urgent,” imbuhnya.
Sampai hari ini, jumlah kasus PMK di Kabupaten Pasuruan mulai Desember 2024 mencapai 187 kasus. Dengan rincian 70 ekor masih dalam penyembuhan, 101 ekor dinyatakan sembuh dan 16 sapi mati.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, drh Ainur Alfiah melalui Kabid Keswan Kesmavet, drh Panti Absari mengatakan, pihaknya sudah melaksanakan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) ke semua peternak mengenai gejala PMK dan cara mengatasinya.
Selain itu, pengobatan pada ternak sakit, juga intens dilakukan, disinfeksi kandang dan vaksinasi mandiri.
“Intinya kalau sakit langsung diobati, disinfeksi pasar hewan juga intens kami lakukan, sosialisasi ke peternak dan hewan,” pungkasnya.
(Sumber: pasuruankab.go.id)