PADI: Panen Raya Padi Serentak, Bantul Kejar Produktivitas, Meski Ada Alih Fungsi Lahan

Di Kabupaten Bantul, panen raya padi dilaksanakan di Padukuhan Sirait, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro. Dengan lahan seluas 50 hektare, produktivitas gabah kering panen (GKP) mencapai 8,05 ton per hektare

Panen Raya Padi di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (Sumber: bantulkab.go.id)
banner 120x600

Bantul, AGRINEWS – Petani adalah produsen pangan, tanpa pangan, tidak ada negara.

Tanpa pangan, runtuh pula penyangga peradaban.

banner 325x300

Maka tak heran, bila Presiden Prabowo Subianto menyebut petani adalah patriot bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hal ini berkali-kali dilontarkan Presiden saat acara panen raya padi serentak (7/4/2025).

Panen raya padi serentak merupakan kegiatan yang dikomando oleh Kementerian Pertanian dengan pusat kegiatan di Majalengka, Jawa Barat.

Kegiatan ini dilaksanakan secara daring maupun luring, diikuti puluhan daerah sentra utama, termasuk Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di Kabupaten Bantul, panen raya padi dilaksanakan di Padukuhan Sirait, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro.

Dengan lahan seluas 50 hektare, produktivitas gabah kering panen (GKP) mencapai 8,05 ton per hektare.

Hasil panen ini lantas diserap Bulog dengan harga Rp6.500 per kilogram.

“Hari ini kita berada di bulak Sirait, Bambanglipuro, untuk mengikuti panen raya padi seluas 50 hektare. Produktivitas per hektare itu 8,05 ton dan sudah dibeli Bulog, karena Bulog memang berkomitmen untuk menyerap GKP di Kabupaten Bantul,” ujar Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih.

Halim menambahkan, pertanian tetap menjadi sektor prioritas di Kabupaten Bantul sebagai bentuk ketahanan pangan, sekaligus motor penggerak roda perekonomian.

Meski banyak tantangan dihadapi di dunia pertanian, Pemerintah Kabupaten Bantul tidak gentar, salah satunya alih fungsi lahan.

“Memang ada beberapa alih fungsi lahan, karena kita berupaya untuk membagi tata ruang secara proporsional. Sektor lain seperti industri dan pendidikan juga butuh lahan. Maka yang kita genjot adalah produktivitas pertanian. Dan itu terbukti. Di Bantul, walau terjadi alih fungsi lahan, produktivitas tetap meningkat,” imbuhnya.

Salah satu kunci produktivitas pertanian di Bantul mengalami kenaikan, adalah pemanfaatan teknologi.

Pemanfaatan teknologi ini dimulai dari pemilihan bibit, pupuk, irigasi, hingga mekanisasi yang cukup efektif menekan biaya produksi.

Komitmen memanfaatkan teknologi di dunia pertanian, juga tidak dianggap sebelah mata di Kabupaten Bantul.

Teknologi adalah kunci agar daya hidup dunia pertanian tetap panjang dan bersinar.

“Tahun ini, Pemerintah Kabupaten Bantul menargetkan luasan tanam sebesar 34.546 hektare, walaupun lahan yang kami punya hanya sekitar 14.000 hektare. Apakah bisa? Ya, bisa. Kuncinya di teknologi. Bahkan di beberapa lahan, satu tahun itu bisa empat kali panen,” pungkas Bupati Bantul.

(Sumber: bantulkab.go.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *