Home

MELON: Panen di Rooftop RSUD Sragen, Bupati Bilang Ini Terobosan Menuju Kemandirian Pangan

Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, didampingi sejumlah kepala OPD menghadiri acara Panen Raya Melon Waras Farm yang dilaksanakan di rooftop RSUD dr. Soehadi Prijonegoro, Sragen (1/8/2025)

Panen Raya Melon Waras Farm di Rooftop RSUD dr. Soehadi Prijonegoro, Sragen (Sumber: sragenkab.go.id)

Sragen, AGRINEWS – Inovasi pertanian urban, terus meningkat di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Yang terbaru, Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, didampingi sejumlah kepala OPD (organisasi perangkat daerah – red.), menghadiri acara Panen Raya Melon Waras Farm yang dilaksanakan di rooftop RSUD dr. Soehadi Prijonegoro, Sragen (1/8/2025).

Kegiatan ini merupakan inovasi dalam memanfaatkan ruang terbatas untuk budi daya hortikultura bernilai ekonomi tinggi.

Bupati Sigit menyampaikan apresiasi terhadap upaya kreatif yang telah dilakukan, serta melihat potensi besar dari konsep pertanian urban seperti ini, untuk diterapkan lebih luas di Sragen.

Ia juga mendorong agar konsep serupa dapat dikembangkan lebih luas, terutama dalam menghadapi tantangan kelangkaan bahan pangan di masa depan.

“Ini kerja santai, tapi menghasilkan. Melihat greenhouse seperti ini, saya pikir sangat menarik, apalagi bagi yang akan memasuki masa pensiun,” ujar Bupati.

Bupati Sigit juga menyinggung percakapannya dengan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal RI, Yandri Susanto, terkait Makan Bergizi Gratis (MBG) dan potensi krisis bahan baku pertanian, jika tidak diantisipasi sejak sekarang.

Oleh karena itu, ia berencana menggagas gerakan menanam di tingkat desa hingga rumah tangga.

“Mungkin teman-teman yang menjelang pensiun, bisa tertarik setelah melihat model greenhouse seperti ini. Jika kita bisa menanam di setiap rumah atau desa, maka kita bisa mengurangi ketergantungan bahan baku untuk kebutuhan pangan, termasuk cabai, sayur, dan buah,” ungkapnya.

Sementara itu, pengelola Waras Farm, Suwarto menambahkan, jenis melon yang ditanam adalah jenis Lavender, dengan tingkat kemanisan mencapai 15 briks ke atas.

Masa panen berkisar antara 60 hingga 75 hari setelah tanam (HST), dan proses perawatannya relatif sederhana.

“Kelebihannya ada pada kerenyahan, kemanisan, dan daya tahan simpannya yang lebih lama. Kami hanya melakukan penyemprotan pestisida dua kali sejak awal tanam, dan selebihnya dilakukan perawatan alami,” imbuh Suwarto.

Suwarto menambahkan, tantangan utama dalam budi daya melon, adalah kondisi cuaca ekstrem dan tingkat kelembapan yang harus dijaga agar batang dan akar tidak membusuk.

Namun, dengan perawatan yang tepat, tanaman melon dapat tumbuh optimal meski di lahan terbatas seperti di atas gedung rumah sakit.

(Sumber: sragenkab.go.id)

Exit mobile version