MALANG: UPT Pembibitan dan Pengolahan Hasil Ternak Malang Didorong untuk Tingkatkan Produksi Keju Gouda

Sejauh ini, produksi susu perah dapat menghasilkan 8 sampai 10 liter per hari, per ekornya.

UPT Pembibitan Dan Pengolahan Hasil Ternak Malang (Sumber: malangkab.go.id)
banner 120x600

Malang, AGRINEWS – Plt. Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, mengunjungi UPT Pembibitan dan Pengolahan Hasil Ternak Malang (UPT Pembibitan dan Pengolahan Hasil Ternak Malang, Dinas Peternakan Kabupaten Malang) di Desa Bambang, Kecamatan Wajak, pada hari Selasa (5/11).

Di sana, Didik melihat ruang produksi pembuatan keju Gouda dan keberadaan 38 ekor sapi yang dikelola di kandang milik UPT.

banner 325x300

Didik berharap, UPT ini kelak semakin produktif dan jumlah produksinya semakin meningkat terutama dalam produksi keju murni jenis Gouda yang dibandrol harga Rp180 ribu per kilogram.

“Kunjungan ini untuk melihat UPT secara dekat dalam produksi keju karena se-Indonesia hanya milik kita, dan itu sudah berproduksi cukup lama. Hanya saja jumlah produksinya naik turun, dikarenakan keberadaan bahan bakunya dari sapi yang kita kelola di UPT ini diketahui makin hari makin menyusut jumlahnya. Tentunya hal ini harus di evaluasi, dievaluasi kesalahannya apa? Langkah-langkah ke depan yang harus diselesaikan bagaimana? Maka supaya Dinas Peternakan ini tercatat menjadi dinas penghasil maka unit ini setiap tahunnya tidak boleh selalu merugi,” jelasnya.

Didik punya harapan besar, jajaran UPT dan Dinas Peternakan bisa meningkatkan inovasinya, menggairahkan kerjanya, dan mencari jalan keluar.

Didik menambahkan, dari hasil kunjungan tersebut diketahui, kapasitas kandang UPT sebenarnya layak, hanya isinya yang kosong, dan keberadaan sapinya tercatat tidak semuanya bisa diperah.

Sejauh ini, produksi susu perah dapat menghasilkan 8 sampai 10 liter per hari, per ekornya.

“Hal ini perlu dievaluasi juga apa penyebabnya? Apakah memang sapinya sudah tua? Atau lainnya? Saya berharap ada alternatif yang harus diselesaikan. Apakah perlu penambahan jumlah sapi yang ada di dalam? Atau dimungkinkan untuk dikerjasamakan, agar unit pengelola dan produksi keju ini bisa dimaksimalkan karena produknya sudah bagus. Alternatif lainnya unit ini diubah menjadi BLUD supaya pengorganisasiannya mudah. Jika nantinya berganti BLUD, tentunya setelah mendapat pertunjuan dari DPRD Kabupaten Malang,” pungkas Didik.

(Sumber: malangkab.go.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *