Klaten, AGRINEWS – Salah satu hama utama yang menyerang padi di Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah adalah tikus (Rattus Domesticus).
Serangan tikus biasanya sporadis, namun efek serangannya bisa mengakibatkan hilangnya hasil tanam hingga 70 persen.
Bagaimana Sifat dan Karakter Tikus?
– Tikus adalah binatang pengerat dan pemakan segala, artinya tikus menyukai semua tumbuhan yang ada di sawah
– Memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan
– Memiliki tingkat reproduksi yang cepat
Bagaiamana Pola Reproduksi Tikus?
– Tikus betina memiliki kematangan reproduksi pada umur 28 hari dan mulai bunting pada umur 40-45 hari.
– Tikus jantan mengalami kematangan seksual pada umur 50-65 hari
– Bisa bunting sampai umur 549 hari
– Masa kebuntingan antara 19-23 hari, setelah melahirkan, dua hari kemudian siap kawin lagi, dan mengalami kebuntingan berikutnya
– Tikus menyusui anaknya selama 21 hari
– Jarak interval kelahiran satu ke kelahiran berikutnya, 20-25 hari
– Dalam satu musim tanam padi, bisa melahirkan maksimal 3x
– Jumlah anak yang dilahirkan antara 8-10 hari dan berkurang untuk kelahiran berikutnya
– Dalam lingkungan yang kondusif, satu sarang tikus dapat dihuni oleh induk betina yang sedang bunting bersama dua generasi berikutnya.
– Kemampuan melahirkan sepasang induk tikus, mampu menghasilkan anak 510 ekor selama 10 bulan dan 2.046 ekor selama 13 bulan (Rochman et.al, 2000)
Dimana Habitat Tikus?
– Habitat yang dijadikan sarang tikus, biasanya di lokasi yang mampu memberi perlindungan dari gangguan predator dan dekat dengan sumber pakan dan air
– Pada saat padi fase vegetatif, hanya sekitar 25 persen sarang yang aktif dan meningkat signifikan pada fase generatif
– Struktur sarang tikus akan berkembang ketika tikus mulai bunting dan akan melahirkan
Bagaimana Migrasi dan Pergerakan Tikus?
– Pada saat ketersediaan pakan cukup tinggi, tikus mampu bergerak sekitar 200 meter dari sarang
– Sedangkan pada ketersediaan pakan yang minim tikus mampu bergerak sejauh 700 meter
– Tikus biasanya melakukan migrasi ketika habitat lama terancam dan tidak nyaman
Siapa Musuh Alami Tikus?
– Musuh alami tikus sawah antara lain predator dan parasit
– Predator tikus antara lain burung hantu (Tyto Alba) dan ular
– Musuh alami dari gangguan parasit, antara lain protozoa, cacing, arthropoda dan salmonella
Bagaimana Mengendalikan Hama Tikus?
– Waktu yang tepat untuk mengendalikan hama tikus adalah pada periode awal tanaman (vegetatif) dengan sasaran menurunkan populasi tikus
– Membunuh seekor tikus pada masa vegetatif sama dengan membunuh 80 ekor tikus pada saat panen
– Melakukan manipulasi habitat bisa menurunkan tingkat serangan seperti pematang sawah yang rendah, sanitasi yang bersih dan terang, dan tanam serempak
– Melakukan pengendalian secara fisik antara lain: gropyokan, pemasangan perangkap, jaring dan pengairan pada sarang
– Melakukan pengendalian secara kimiawi dengan bahan aktif zinc phospit
– Melakukan pengendalian dengan agensia hayati
Kunci keberhasilan pengendalian hama tikus pada kekompakan petani dalam manipulasi habitat.
Begitu pula, kekompakan petani dalam pengendalian secara terus menerus serta tepat waktu dan tepat cara serta model pengendalian.
(Sumber: dkpp.klaten.go.id)