Boyolali, AGRINEWS – Tak bisa dipungkiri, pandemi Covid-19 yang melanda dunia beberapa tahun lalu, berdampak pada ekonomi masyarakat.
Berbagai jenis usaha tak pandang bulu, terkena imbas dari pandemi ini.
Masyarakat pun dituntut untuk lebih kreatif dan berinovasi agar bisa bertahan di masa pandemi Covid-19 saat itu.
Kala itu, Kepala Desa Sukorejo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Erik Darmadi termasuk salah satu pelaku usaha yang mampu bertahan.
Erik mengisahkan, usaha kambing perahnya sudah berjalan hampir lima tahun.
Kambing perah berjenis Sanen yang diternaknya, mampu memproduksi susu lebih banyak jika dibanding jenis kambing lainnya.
Kambing perah dipilih, karena selain bermanfaat untuk kesehatan masyarakat, susu kambing juga memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi.
Susu kambing dapat dijual dengan harga Rp15 ribu hingga Rp25 ribu per liter.
Agar menghasilkan susu berkualitas, ia secara khusus memberikan jenis makanan yakni konsentrat, hijauan atau rerumputan dan fermentasi dari olahan rumput kering, tetes tebu dan EM4.
“Kalau susu sapi itu rata-rata per liter cuman Rp6 ribu, tetapi kalau susu kambing kita jual bisa per liter Rp15 sampai Rp25 ribu,” ungkapnya.
Dalam satu hari, satu ekor kambing perah bisa menghasilkan dua liter susu, sehingga bisa menghasilkan Rp30 ribu.
Sedangkan untuk pemeliharaannya, satu ekor kambing bisa menelan biaya Rp3 ribu sampai Rp5 ribu, sehingga jika dihitung bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp20 sampai Rp25 ribu per ekor.
Erik mengaku baru memiliki 100 ekor kambing perah.
“Sehingga sangat menopang sekali, buat ketahanan didalam menghadapi pandemi Covid ini, dengan usaha kambing, kita sudah kembangkan ke masyarakat, satu dua masyarakat sudah mulai ikut memelihara, supaya nanti susunya dapat kita tampung dan dapat kita pul di sini untuk nanti dijual,” imbuh Erik
Di tengah usahanya, Erik turut mengajak warga di desanya untuk ikut beternak kambing.
Sudah ada sekitar 10 keluarga yang mengikuti jejak Erik.
Selama ini, susu kambing yang dihasilkan masih dijual secara eceran sesuai dengan permintaan pembeli, karena belum ada permintaan dari pabrik dalam jumlah besar.
Konsumen susu kambing miliknya, berada di wilayah Kabupaten Sukoharjo.
“Sementara karena belum ada pabrikan, pangsa pasar dari susu kambing ini masih eceran. Jadi kita masih tergantung kepada pengecer, kita tunggu dari pengecer butuhnya tiap hari berapa liter,” pungkas Erik.
(Sumber: boyolali.go.id)