KAKAO: Cau Chocolates Genjot Produktivitas Kakao Bali, Melalui Pendampingan Petani

“Pendekatan kami adalah loyalty pricing, tetapi yang terpenting, bagaimana membuat petani tetap bersemangat untuk bertani,” ujar Wiguna dalam "Pers Tour Kontribusi Kakao untuk APBN dan Perekonomian" di Tabanan, Bali (24/11/2025)

Petani Kakao di Tabanan, Bali (Sumber: infopublik.id)
banner 120x600

Kakao, AGRINEWS – Cau Chocolates memperkuat pendampingan kepada petani kakao di Bali, untuk meningkatkan produktivitas dan menghasilkan kakao yang berkualitas tinggi.

Hingga saat ini, perusahaan ini telah membina 300–400 hektare lahan yang dikelola para petani binaan.

banner 325x300

CEO Cau Chocolates, I Kadek Surya Prasetya Wiguna mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan 12 gabungan kelompok tani (gapoktan) di Tabanan dan Jembrana.

Pendampingan difokuskan pada penerapan budi daya kakao organik yang benar, sehingga kebun dikelola secara optimal.

“Pendekatan kami adalah loyalty pricing, tetapi yang terpenting, bagaimana membuat petani tetap bersemangat untuk bertani,” ujar Wiguna dalam “Pers Tour Kontribusi Kakao untuk APBN dan Perekonomian” di Tabanan, Bali (24/11/2025).

Ia mengatakan, tim Cau Chocolates rutin turun ke lapangan untuk mendampingi petani, baik yang muda maupun senior.

Pendampingan mencakup perawatan tanaman hingga pengendalian hama berbasis organik.

“Kalau kebunnya dikelola dengan benar, produktivitas akan ikut naik. Target kami, satu pohon minimal menghasilkan dua kilogram biji kering, atau sekitar enam kilogram biji basah,” ungkapnya.

Menurut Wiguna, produktivitas kakao Indonesia saat ini masih relatif rendah, sekitar 600 kilogram per hektare per tahun.

Padahal, dengan bibit unggul dan perawatan tepat, hasil panen bisa didorong hingga dua ton per hektare.

Di kebun percontohan Cau Chocolates, produktivitas telah mencapai 1,5–1,7 ton per hektare (ha) per tahun.

Dengan harga kakao sekitar Rp100.000 per kilogram, petani berpotensi meraih pendapatan sekitar Rp150 juta per hektare per tahun, atau lebih dari Rp10 juta per bulan.

Selain meningkatkan produktivitas di tingkat hulu, Cau Chocolates juga memperluas pasar internasional.

Perusahaan asal Bali ini telah melakukan ekspor sejak tahun 2021 ke berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, Qatar, Polandia, dan Australia.

“Jumlah terbesar memang ke Australia. Belum besar, tetapi sudah mulai tumbuh,” imbuh Wiguna.

Saat ini, perusahaan tengah membangun pabrik baru dengan kapasitas lebih besar.

Fasilitas tersebut ditargetkan mampu meningkatkan kapasitas produksi hingga dua ton per hari.

Di tengah ekspansi tersebut, Wiguna menegaskan Cau Chocolates tetap menjaga harga pembelian yang adil bagi petani.

Meski harga kakao dunia turun ke kisaran Rp85.000 per kilogram, perusahaan tetap membeli dengan harga minimal Rp100.000.

“Pembelian dengan harga baik harus diikuti kualitas yang baik. Petani-petani loyal kami, menghasilkan mutu luar biasa sehingga kakao Bali diakui dunia,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Kakao Utama, I Gede Eka Aryasa menambahkan, dalam dua tahun terakhir, para petani di kelompoknya merasakan peningkatan pendapatan yang signifikan.

Perbaikan harga kakao serta penerapan budi daya yang lebih baik mendorong produktivitas kebun.

“Dulu kami hanya menghasilkan sekitar 500 kilogram per hektare. Sekarang bisa tembus lebih dari 1 ton per hektare. Bibitnya sudah unggul, pendampingan pemerintah rutin, penyuluhan juga berjalan. Jadi produksi mulai mendekati standar. Secara ekonomi, perubahan ini sangat terasa,” katanya.

Eka yang memiliki kebun seluas 5 hektare mengatakan, meski jarak tanam di lahannya lebih lebar dari teori, produktivitas tetap meningkat.

“Satu hektare pohonnya tidak sampai 700. Jadi hasilnya per tahun berkisar 2,5 sampai 3 ton per hektare,” imbuhnya.

Terkait harga, ia menyatakan, kakao kering fermentasi saat ini berada di kisaran Rp120 ribu per kilogram.

Adapun kakao non-organik hanya berbeda sekitar Rp5.000 per kilogram.

(Sumber: infopublik.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *