Manggarai Timur, AGRINEWS – Kementerian Pertanian (Kementan) RI mendukung penuh pelaksanaan panen raya jagung di Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
Panen raya jagung ini, sebagai bagian dari upaya memperkuat kemandirian pangan nasional.
Panen jagung musim tanam pertama yang digelar pada Kamis, 10 April 2025, di Lapangan Seminari Pius XII Kisol itu, menjadi momentum penting dalam penguatan komoditas jagung.
Kegiatan ini diinisiasi oleh PT Silvano Mynard (SMJ) dan melibatkan lintas kementerian, pemerintah daerah, hingga unsur TNI dan tokoh masyarakat.
Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nur Saptahidhayat – yang mewakili Menteri Pertanian, mengapresiasi capaian PT SMJ dan para petani dalam menggarap 3.064 hektare lahan dengan produksi mencapai 12.821 ton.
“Ini contoh praktik pertanian ideal yang melibatkan benih unggul, manajemen budi daya yang optimal, dan kemitraan yang kuat antara petani dan pelaku usaha,” ujar Sapta.
Sapta juga menekankan pentingnya kolaborasi multipihak dalam membangun ekosistem pertanian yang tangguh dan berdaya saing.
“Model kemitraan seperti ini harus diperluas untuk menghadapi tantangan iklim dan fluktuasi pasar,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas menyatakan, panen raya jagung ini sebagai tonggak penting dalam kebangkitan sektor pertanian lokal.
“Ini bukan sekadar panen, tapi simbol harapan dan masa depan petani kami. Pemerintah daerah siap mendukung program yang pro-petani,” ungkapnya.
Komandan Kodim 1612/Manggarai, Letnan Kolonel Infanteri Budiman Manurung menambahkan, keterlibatan TNI dalam program pangan merupakan bentuk kontribusi terhadap ketahanan nasional.
“Panen ini bukti nyata bahwa kerja sama lintas sektor bisa menghasilkan dampak positif. Kami siap mendukung kemandirian pangan dan ekonomi kerakyatan,” imbuhnya.
Kementan menilai, keberhasilan panen raya ini menunjukkan bahwa daerah-daerah di kawasan Timur Indonesia memiliki kontribusi signifikan dalam mewujudkan swasembada pangan.
Semangat ini, kata Sapta, perlu terus digelorakan agar Indonesia mampu menjadi lumbung pangan dunia yang tangguh dan berkelanjutan.
(Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)