Aceh Besar, AGRINEWS – Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto bersama Kadis Pertanian Aceh Besar, M. Jafar melakukan panen perdana jagung hybrida jenis jagung manis (sweet corn) di sebuah lahan warga di kawasan Lamteuba, Kecamatan Seulimeum, Aceh Besar, Aceh pada hari Jumat (29/11/2024).
“Alhamdulillah, pagi ini, kita melakukan panen perdana jagung manis, sebagai bentuk dukungan terwujudnya gerakan ketahanan pangan dan memperbaiki kesejahteraan petani,” ujar Iswanto.
Panen jagung manis itu dilaksanakan pada lahan yang sebelumnya telantar, namun kini sudah dikelola dengan metode diversifikasi, dengan paduan hortikultura dan lahan pangan.
Bahkan ada juga lahan untuk pemeliharaan ternak secara alam.
Pola lahan terpadu ini, membuat kemandirian petani semakin terjamin, karena adanya pemasukan secara rutin kepada pemilik lahan.
“Inilah konsep petani mandiri, dengan memanfaatkan lahan secara maksimal, sesuai dengan tingkat ketersediaan areal dan kemampuan dalam menyerap konsep pertanian terpadu dan berkelanjutan,” ungkap Iswanto.
Ismanto menambahkan, konsep itu secara langsung terkait dengan gerakan ketahanan pangan, di tengah kondisi ekonomi yang masih belum stabil, terutama terkait harga harga bahan pokok yang masih fluktuatif.
Konsep bertani secara diversifikasi, termasuk untuk memenuhi kebutuhan harian, serta juga menguatkan ketahanan ekonomi rumah tangga, karena hasilnya bisa dipasarkan ke tengah masyarakat yang menjadi konsumen.
Iswanto mengimbau agar warga Aceh Besar yang memiliki lahan kosong atau telantar, baik di kebun atau lahan pekarangan yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal, agar ditanami dengan komoditi tanaman hortikultura (sayur mayur), tanaman pangan yang jangka panennya singkat dan potensi pasarnya kuat.
“Jika lahan itu memungkinkan, bisa saja dengan kombinasi mina padi atau mina ternak, yaitu memadukan lahan pertanian padi dengan ikan atau malah peternakan dengan ikan. Konsep ini telah dilakukan pada daerah lain, dengan potensi keekonomian yang tinggi,” imbuh Iswanto.
Panen jagung dilakukan di areal sekitar 1,5 hektare.
Potensi hasil jagung manis di Aceh Besar mencapai 15-20 ton per hektare.
Dalam panen ini, kualitas hasilnya terhitung lumayan, terutama dari sisi besaran bonggol jagung serta isinya yang penuh.
“Patut kita syukuri, kualitas hasilnya terhitung baik, karena isinya penuh dan bongkolnya juga besar. Selain itu, walau dalam kondisi mentah, rasanya juga sangat manis. Komoditi ini layak dikembangkan,” harap Iswanto.
Iswanto juga menyatakan keinginannya untuk membudidayakan sweet corn di lahan pekarangan Meuligoe, Bupati Aceh Besar, yang bisa dijadikan sebagai demplot untuk warga sekitar.
(Sumber: infopublik.id)