Home
Berita  

JAGUNG: Bawa Jagung, Kapal Pertama dari NTB Bersandar di Surabaya, Distribusi Pakan Ternak Makin Efisien

220 ton jagung asal Kabupaten Bima, Dompu, dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur pada hari Sabtu (24/5/2025)

Kapal Bawa Ratusan Ton Jagung dari NTB, Tiba di Surabaya, Jawa Timur (Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)

Surabaya, AGRINEWS – Jalur laut, membuka harapan baru bagi peternak ayam petelur di Jawa Timur.

Untuk pertama kalinya, 220 ton jagung asal Kabupaten Bima, Dompu, dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur pada hari Sabtu (24/5/2025).

Pengiriman ini menjadi langkah strategis yang bisa menghemat biaya logistik hingga separuhnya.

Langkan ini, juga memperkuat mata rantai pasok pakan ternak antardaerah.

Inisiatif pengiriman jagung ini dilakukan Koperasi Rumah Kebersamaan Peternak Layer Mandiri BKT NT, dengan dukungan dari pemerintah daerah NTB, Jawa Timur, dan Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan Kementan, Makmun menyatakan, inisiatif ini sebagai bentuk efisiensi konkret di tengah tingginya kebutuhan jagung sebagai pakan di kawasan produsen telur nasional.

“Alhamdulillah, teman-teman peternak di Blitar memulai pola distribusi baru. Biasanya memakai truk tronton, sekarang memakai kapal laut. Ternyata jauh lebih murah,” ujar Makmun usai menyambut kedatangan kapal.

Menurut Makmun, produksi jagung di NTB, saat ini mencapai 1,2 juta ton.

Di sisi lain, Jawa Timur sebagai lumbung telur nasional terus mengalami peningkatan kebutuhan bahan baku pakan.

“Petani jagung dan peternak ayam harus terus berkolaborasi. Jika distribusi via kapal ini bisa berjalan lancar, ke depan diharapkan bisa hadir kapal logistik, khusus jagung dan gabah seperti halnya kapal ternak hasil kerja sama dengan Kementerian Perhubungan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, Jawa Timur kini tak hanya memenuhi kebutuhan telur dalam negeri, tetapi juga telah menembus pasar ekspor seperti Timor Leste.

Artinya, penguatan logistik pakan akan menjadi faktor krusial dalam menjaga daya saing produksi.

Sementara itu, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono menambahkan, ketersediaan jagung nasional tahun ini diperkirakan mencukupi.

“Melihat data BPS, produksi jagung kita mencapai sekitar 16 juta ton. Sepanjang kondisi normal, mudah-mudahan stok akan aman hingga akhir tahun,” imbuhnya.

Ia mengatakan, Bapanas terus mendorong kolaborasi antara kementerian, TNI, dan seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung kemandirian pangan nasional.

Ketua Koperasi PPN Cabang Blitar, Anang Pasi Triasmara, mengapresiasi dukungan dari seluruh pihak yang memungkinkan realisasi pengiriman ini.

“Kami berterima kasih karena tanpa bantuan dari pihak pemerintah, ini tidak bisa dijalankan. Pemerintah daerah di Bima dan Jawa Timur, serta pemerintah pusat saling membantu. Ini merupakan pengiriman perdana setelah perjuangan kami selama tiga tahun,” kata Anang.

Pengiriman jagung melalui laut menjadi terobosan logistik penting yang memangkas biaya distribusi hingga 50 persen, dibandingkan transportasi darat.

Efisiensi ini sangat membantu peternak rakyat dalam menjaga keberlanjutan usaha.

Ke depan, dua kapal tambahan dari Kabupaten Bima dijadwalkan membawa 220 ton jagung ke Jawa Timur.

Kementan berharap pola distribusi ini, akan menginisiasi lahirnya jalur logistik jagung dan gabah berbasis laut yang lebih efisien, menopang ekosistem pangan nasional secara berkelanjutan.

(Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)

 

Exit mobile version