FAPET UGM: Menelisik Domba Awassi, Terkait Potensi Pengembangan, Budi Daya dan Nilai Ekonomi

Dengan pertambahan bobot yang mencapai 5-6 kg per bulan untuk betina dan 7-8 kg per bulan untuk jantan, domba Awassi menunjukkan efisiensi tinggi dalam pemanfaatan pakan

Dombas Awassi, Potensial Dikembangkan di Indonesia (Sumber: fapet.ugm.ac.id)
banner 120x600

Yogyakarta, AGRINEWS – Domba Awassi potensial dikembangkan sebagai pilihan unggul dalam dunia budi daya ternak.

Ada sejumlah keunggulan yang dimiliki domba Awassi, baik dari pertumbuhan daging, produksi susu hingga daya adaptasinya yang tinggi.

banner 325x300

“Cocok dikembangkan di Indonesia, karena aslinya domba Awassi dari daerah tropik,” ujar peneliti yang juga dosen Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Prof. Ir. Yustina Yuni Suranindyah, MS., Ph.D., IPM., beberapa waktu lalu.

Prof. Yuni menjelaskan, domba Awassi memiliki pertumbuhan otot yang relatif cepat, membuatnya menjadi pilihan ideal untuk peternak yang menginginkan hasil panen yang optimal dalam waktu relatif singkat.

Dengan pertambahan bobot yang mencapai 5-6 kg per bulan untuk betina dan 7-8 kg per bulan untuk jantan, domba Awassi menunjukkan efisiensi tinggi dalam pemanfaatan pakan.

“Produksi susunya juga melimpah. Dengan rata-rata produksi susu mencapai 1,8 liter per hari, domba Awassi menjadi pilihan unggul bagi peternak yang ingin mendapatkan manfaat ganda dari susu dan daging,” ungkap Yuni.

Sementara itu, dosen Fapet lainnya, Ir. Rochijan, S.Pt., M.Sc., IPM., menambahkan, domba Awassi juga memiliki karkas yang berkualitas tinggi, dengan persentase karkas sekitar 51 persen.

“Karkas merupakan bagian tubuh setelah proses pemotongan yang mencakup daging tanpa kepala, darah, organ-organ internal, kaki, dan kulit. Dengan karkas yang besar, domba Awassi menjadi pilihan yang menguntungkan untuk produksi daging,” ungkap Ir. Rochijan.

Keunggulan domba Awassi, juga terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan cepat di berbagai lingkungan.

Sementara dalam varian seperti domba Awassi F1 dan domba Awassi fullblood, keunggulan genetik dari pejantan fullblood memberikan hasil yang unggul dalam pertumbuhan otot, produksi susu, dan daya adaptasi.

Melihat potensi yang bagus dari domba Awassi ini, Tim Fakultas Peternakan (Fapet) UGM mengadakan pelatihan dan penyuluhan bertajuk “Potensi Pengembangan Awassi sebagai Domba Perah di Indonesia”.

Pelatihan dan penyuluhan dilakukan di Kandang Kambing Burja (Lawang, Malang) dan Kandang Kemitraan Kluster Closed Loop Joyo Setinggil (Karangploso, Malang).

Budi Daya Domba Awassi (Sumber: fapet.ugm.ac.id)

Prof. Ir. Yustina Yuni Suranindyah, MS., Ph.D., IPM. dan Ir. Rochijan, S.Pt., M.Sc., IPM. yang menjadi narasumber utama kegiatan tersebut, memberikan wawasan ilmiah dan praktis mengenai aspek karakteristik domba perah dan manajemen pemerahan.

Pelatihan dan penyuluhan ini juga didampingi Direktur Peternakan Kambing Burja dan Domba Dorsip, Martinus Alexander.

Kegiatan penyuluhan diakhiri dengan pelatihan pengukuran ukuran tubuh, ukuran ambing dan puting, perlemakan ekor, serta pengamatan karakteristik domba Awassi.

(Sumber: fapet.ugm.ac.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *