DURIAN: Miliki Dua Fungsi, Petani di Gorontalo Tanam Buah Durian dan Kakao

Dua jenis tanaman tahunan yaitu durian montong dan kakao, mulai ditanam di lahan percontohan (demplot) di Desa Bontula, Kecamatan Asparaga, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo

Petani di Gorontalo (Sumber: infopublik.id)
banner 120x600

Gorontalo, AGRINEWS – Dua jenis tanaman tahunan yaitu durian montong dan kakao, mulai ditanam di lahan percontohan (demplot) di Desa Bontula, Kecamatan Asparaga, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo.

Penanaman dua tanaman tahunan ini memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya untuk konservasi lingkungan.

banner 325x300

Demplot seluas 1 hektare ini akan menjadi percontohan para petani dalam pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm) di bentang alam Taman Hutan Raya (Tahura) BJ Habibie.

Petani sangat antusias dan tidak peduli dengan teriknya matahari, meski mereka juga sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan.

“Lumayan panasnya hari ini, jalan kaki dari kuala (sungai) ke persemaian bolak balik. Sungguh puasa yang sangat menantang,” ujar staf lapangan Agraria Institute, Ikraeni Safitri, yang mendampingi kegiatan petani di Bontula, belum lama ini.

Agraria Institute adalah lembaga lokal yang mendorong peningkatan kesejahteraan petani di bentang alam Tahura BJ Habibie dengan menerapkan pertanian yang berkelanjutan.

Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) Sri Rejeki telah lama mendapat surat keputusan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengelola lahan HKm ini.

“Selama ini banyak petani menanam jagung, termasuk di daerah yang berkelerengan,” ungkap Irawan Hunowu, salah seorang petani Desa Bontula.

Lahan yang digunakan sebagai demplot tanaman buah-buahan ini adalah milik Podu (kepala dusun) Une.

Di lahan ini, untuk tahap pertama ini ditanam 60 tanaman tahunan, yang terdiri dari 30 kakao dan 30 durian montong.

Meskipun tidak seluruhnya landai, para petani mampu menanami dengan jarak tertentu.

Mereka bersemangat karena bibit yang ditanam adalah jenis yang cepat berbuah.

Tanaman tahunan itu diharapkan akan mampu mengurangi erosi angin dan air, menjaga ketersediaan air dan menyimpannya lebih lama di dalam tanah, menjadi habitat berkelanjutan bagi satwa liar, meningkatkan keanekaragaman hayati, meningkatkan perolehan air, nitrogen, dan pospor yang tersedia melalui perubahan kondisi pertumbuhan tahunan.

“Yang utama adalah buahnya memiliki nilai ekonomi, harga jualnya relatif tinggi sehingga dapat secara signifikan meningkatkan pendapaatn petani. Petani sejahtera dan lingkungan terjaga,” pungkas Ikraeni.

Perjuangan keras para petani yang didampingi Agraria Institute untuk mewujudkan lahan tanaman tahunan percontohan mendapat apresiasi dari Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP) Indonesia.

Lembaga ini merupakan program pendanaan lingkungan yang didukung oleh GEF yang dilaksanakan oleh UNDP mewakili lembaga-lembaga pelaksana GEF lainnya, misalnya Bank Dunia dan UNEP.

(Sumber: infopublik.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *