BRIGADE PANGAN: 5 Organisasi Mahasiswa, Belajar Strategi Brigade Pangan di Kalimantan

Kementerian Pertanian (Kementan) RI memperluas gerakan Brigade Pangan, sebuah program unggulan di bawah komando Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman, yang menitikberatkan pemanfaatan teknologi modern dan keterlibatan generasi muda dalam memperkuat ketahanan pangan nasional

Ilustrasi: Lahan Sawah (Sumber: infopublik.id)
banner 120x600

Barito Kuala, AGRINEWS – Kementerian Pertanian (Kementan) RI memperluas gerakan Brigade Pangan, sebuah program unggulan di bawah komando Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman, yang menitikberatkan pemanfaatan teknologi modern dan keterlibatan generasi muda dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

Kali ini, Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengajak lima organisasi kemahasiswaan besar yakni HMI, IMM, IPNU, PII, dan KAMMI untuk melihat langsung implementasi Brigade Pangan di lapangan.

banner 325x300

Lokasi yang dipilih adalah Kabupaten Kapuas (Kalimantan Tengah) dan Kabupaten Barito Kuala (Kalimantan Selatan).

“Tujuannya sederhana, namun besar dampaknya – menumbuhkan minat generasi muda untuk terjun langsung ke sektor pertanian. Mereka tidak hanya diajak melihat lahan, tapi juga berdiskusi langsung dengan pengurus Brigade Pangan, penyuluh, dan pengelola Alsintan agar bisa merasakan denyut nadi pertanian dari dekat,” ujar Willie Samodra Laya, Ketua Kelompok Penyelenggaraan Pendidikan BPPSDMP Kementan saat mendampingi kunjungan ke Desa Waringin Kencana, pada hari Sabtu (26/7/2025).

Willie menjelaskan, lahan yang dikelola Brigade Pangan di Kapuas merupakan hasil cetak sawah baru, sedangkan di Barito Kuala fokus pada optimalisasi lahan rawa (OPLA).

Melalui kunjungan ini, para peserta diharapkan memahami cara mengubah lahan ‘tidur’ menjadi produktif dan mengelola tantangan lapangan secara nyata.

“Banyak yang sebelumnya hanya tahu Brigade Pangan lewat media atau diskusi di Jakarta. Sekarang mereka melihat langsung pembagian tugas anggota, sistem manajemen, hingga potensi keuntungannya. Misalnya, satu anggota Brigade bisa meraup penghasilan hingga Rp10 juta per bulan dari lahan 200 hektar – itu baru dari hasil padi, belum termasuk jasa Alsintan,” terang Willie.

Semangat membentuk Brigade Pangan, langsung disambut antusias.

Ketua Bidang Pertanian, Buruh Tani, dan Nelayan DPP IMM, Ali Mustamin, mengungkapkan tekad organisasinya untuk membentuk Brigade Pangan di Jawa dan daerah lainnya.

“Awalnya kami banyak bertanya-tanya soal teknis dan potensi lahan. Setelah melihat langsung, semuanya menjadi jelas. Kami dari IMM siap kirim kader untuk membentuk Brigade Pangan, bahkan di luar Jawa,” ujar Ali.

Sementara itu, Sekjen IPNU, Agus Herman Tanjung, mengaku semakin termotivasi, setelah menyaksikan langsung keberhasilan Brigade Pangan di Kalteng dan Kalsel.

“Kalau dulu kami sering mengkritik, sekarang kami memilih turun tangan. Tantangan dari Pak Menteri adalah pelecut semangat kami. IPNU siap membentuk Brigade Pangan, mulai dari Sumatra Selatan hingga Kalteng, karena kader kami ada di seluruh provinsi,” imbuhnya.

Dalam berbagai kesempatan, Mentan Amran menegaskan komitmennya untuk membuka ruang seluas-luasnya bagi generasi muda agar menjadi motor penggerak sektor pertanian.

“Siapa bilang bertani itu kuno? Sekarang, dengan teknologi, alsintan, bertani adalah profesi masa depan. Mimpi kita generasi muda kedepan bisa bertani dari rumah dengan teknologi. Ini adalah kesempatan buat semua anak muda, maju kan sektor pertanian Indonesia,” tutur Mentan Amran.

Sejak diluncurkan pada bulan Oktober 2024, gerakan Brigade Pangan telah menjalar ke berbagai penjuru tanah air.

Hingga kini, sudah terbentuk 1.771 Brigade di 12 provinsi.

Di Kalimantan Selatan, terdapat 208 Brigade yang tersebar di 8 kabupaten, sementara Kalimantan Tengah mencatat 258 Brigade aktif.

(Sumber: pertanian.go.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *