Jakarta, AGRINEWS – Delegasi Republik Irak melirik produk vaksin hewan buatan Indonesia saat kunjungan ke Kementerian Pertanian RI, pada hari Kamis (6/2/2025).
Dalam pertemuan dengan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, perwakilan Irak mengungkapkan ketertarikannya untuk mengimpor vaksin penyakit ternak Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari Indonesia.
Kunjungan delegasi Irak yang dipimpin Muntadher Mohammed Kareem, diinisiasi atas dukungan PT Vaksindo Satwa Nusantara, produsen vaksin hewan asal Indonesia yang telah mengekspor produknya ke berbagai negara.
Agung menjelaskan, produksi vaksin LSD dan PMK di Indonesia saat ini masih terbatas pada satu serotipe.
“Prospek masa depan pengendalian penyakit zoonosis sangat menjanjikan. Dengan terus berkembangnya teknologi dan meningkatnya kolaborasi global, kita dapat berharap untuk melihat lebih banyak vaksin dan obat baru yang efektif. Upaya ini tidak hanya akan melindungi hewan tetapi juga manusia, mencegah wabah besar, dan menjaga kesehatan global,” ujar Agung.
Menurut Agung, industri obat hewan Indonesia berkembang pesat dalam satu dekade terakhir.
Saat ini, terdapat 77 fasilitas produksi obat hewan yang tersebar di tujuh provinsi, dengan berbagai jenis produk mulai dari produk biologik (vaksin), farmasetik, premiks, hingga obat alami.
Indonesia juga sudah mengekspor produk biologic (vaksin), farmasetik (antibakteri dan antiprotozoa), premiks (asam amino dan mineral), dan obat hewan lainnya ke 95 negara dengan nilai ekspor mencapai USD1,9 miliar atau sekitar Rp29 triliun selama kurun waktu tahun 2017–2024.
Kementerian Pertanian memastikan kualitas dan keamanan obat hewan yang diproduksi di dalam negeri melalui mekanisme sertifikasi cara pembuatan obat hewan yang baik (CPOHB) dan registrasi produk.
“Pengembangan obat hewan merupakan langkah penting menuju dunia yang lebih sehat. Dengan inovasi ini, kita tidak hanya melindungi hewan tetapi juga melindungi diri kita dari ancaman penyakit yang bisa menyebar secara global,” ungkap Agung.
Agung menambahkan, Indonesia terbuka untuk kerja sama lebih lanjut dengan Irak, terutama dalam pertukaran ilmu pengetahuan dan inovasi, serta investasi di bidang kesehatan hewan.
(Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)