TELUR: Peternak Ayam Boyolali Berinovasi Hasilkan Telur yang Kaya Gizi

Ketua Peternak Petelur Boyolali Bersatu: Peternak ayam petelur terus berinovasi untuk menyediakan pangan yang Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH)

Stan Pameran Asosiasi Peternak Ayam Petelur Boyolali (Sumber: boyolali.go.id)
Stan Pameran Asosiasi Peternak Ayam Petelur Boyolali (Sumber: boyolali.go.id)
banner 120x600

Boyolali, AGRINEWS – Telur memiliki rasa yang lezat dan kandungan nutrisi yang bergizi.

Selain ayam, telur juga dihasilkan oleh beberapa hewan lainnya, seperti bebek, puyuh, dan jenis unggas lainnya.

banner 325x300

Dari semua hewan tersebut, telur ayamlah yang paling populer di kalangan masyarakat.

Dalam perkembangannya, banyak pembudidaya ayam petelur berinovasi untuk menghasilkan telur yang baik.

Salah satu pembudidaya yang konsisten mengembangkan ayam petelur adalah drh. Krishandrika Immanuel Raharjo.

Menurutnya, peternak ayam petelur harus mampu berinovasi, agar usahanya maju.

Krishandrika yang juga Ketua Peternak Petelur Boyolali Bersatu ini menjelaskan, peternak ayam petelur terus berinovasi untuk menyediakan pangan yang memenuhi kriteria “food safety” Aman Sehat Utuh dan Halal (ASUH).

“Kandungan gizi yang baik, meminimalisir kandungan alergen menjadi konsen peternak untuk menyajikan protein hewani murah yang kaya akan gizi,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Menurut Krishandrika, beberapa bentuk inovasi telur yang ia kembangkan dan dijual, antara lain telur omega dan telur bebas antibiotik.

Telur omega, artinya telur yang memiliki kandungan omega 3 dan 6 yang tinggi dan berimbang.

Sedangkan telur bebas antibiotik, dihasilkan dari ayam yang dipelihara tanpa konsumsi antibiotik alias zero antibiotik dan sebagai gantinya, menggunakan bahan-bahan herbal.

“Tentu saja harga telur produksi khusus ini harganya tinggi, mengingat ayam yang digunakan spesifik, pemilihan pakan yang khusus pula, serta perlakuan khusus yang memerlukan biaya tambahan. Akhirnya, menjadi faktor variabel tambahan HPP (haga pokok produksi – red.),” jelasnya.

Krishandrika mengatakan meski masih diproduksi dalam jumlah terbatas, seiring perkembangan waktu, ia berharap masyarakat yang teredukasi akan meningkatkan kemampuan daya serap market produk-produk unggulan, yang akhirnya juga berdampak kepada kesejahteraan peternak anggota.

(Sumber: boyolali.go.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *