TEBU CENING: Bupati Malang Pelajari Varietas Tebu Cening di Banyuwangi

Tebu varietas cening ini mampu tumbuh hingga 5 meter dan memiliki produktivitas gula tinggi. Varietas ini banyak diminati petani karena kualitasnya yang unggul dan memiliki rendemen sekitar 10,96 persen dan hablur gula 71,14 persen, yang berarti menghasilkan lebih banyak gula dari setiap ton tebu yang diolah

Bupati Malang,M Sanusi (Sumber: banyuwangikab.go.id)
banner 120x600

Banyuwangi, AGRINEWS – Potensi pertanian Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menarik sejumlah pihak.

Salah satunya, Bupati Malang, M Sanusi.

banner 325x300

Bupati Sanusi tertarik mengembangkan tebu cening yang banyak ditanam di Kecamatan Glenmore dan Songgon, Banyuwangi.

Ia datang langsung ke Banyuwangi pada hari Kamis (5/8/2025).

Kehadirannya langsung diterima Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

Bupati Sanusi hadir bersama Ketua DPRD Kabupaten Malang, Darmadi, sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta pelaku industri tebu di Malang.

Menurut Sanusi, salah satu fokus utama kunjungan ini, adalah mempelajari keunggulan tebu cening.

Tebu varietas cening ini mampu tumbuh hingga 5 meter dan memiliki produktivitas gula tinggi.

Varietas ini banyak diminati petani karena kualitasnya yang unggul dan memiliki rendemen sekitar 10,96 persen dan hablur gula 71,14 persen, yang berarti menghasilkan lebih banyak gula dari setiap ton tebu yang diolah.

“Kami melihat di Banyuwangi ada varietas tebu yang tingginya bisa mencapai 5 meter, dan kami dapat saran dari akademisi pertanian Malang untuk mempelajari ini. Apalagi dengan potensi produksi hingga 180 ton per hektare, sementara varietas tebu di kami, hanya bisa 80 ton. Jadi kami ingin belajar dengan Banyuwangi untuk dikembangkan di Malang,” ujar Sanusi.

Selain sektor pertanian, Pemkab Malang menyatakan ketertarikannya terhadap kemajuan Desa Digital dan industri pariwisata Banyuwangi. Sanusi mengakui keduanya masih perlu dikembangkan di Malang.

“Setiap kali ke Banyuwangi selalu kaget ada hotel baru, ada destinasi wisata baru, belum lagi pelayanan publik di desa yang sudah digital. Ke depan, kami ingin mengirim perwakilan kami untuk belajar banyak dari Banyuwangi,” imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Ipuk Fiestiandani menyampaikan apresiasi atas kunjungan tersebut.

Menurutnya, pertemuan ini membuka ruang kolaborasi untuk pengembangan daerah.

“Kami merasa terhormat Kabupaten Malang yang terkenal dengan potensi pertaniannya mau belajar ke Banyuwangi, apalagi kami juga masih baru merintis untuk tanaman tebu. Dari kunjungan ini kami juga mengajak para OPD untuk juga belajar dari kehebatan Malang mengenai inovasi pertaniannya,” tutur Ipuk.

Ipuk menjelaskan, varietas tebu cening adalah hasil budi daya petani rakyat, yakni PT Tirta Harapan di Perkebunan Bayu Kidul, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.

“Tapi memang sebagian besar produksi tebu kami disokong oleh PT PTPN, dan di tahun 2024, Pabrik Gula (PG) Glenmore menggiling sebanyak 946.967 ton tebu, naik 129 persen dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 733.856 ton,” jelas Bupati Ipuk.

Kedua pemimpin sepakat memperkuat sinergi untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan potensi daerah.

Studi banding ini dinilai sebagai langkah awal penting untuk berbagi pengetahuan serta teknologi, baik dalam inovasi pertanian, digitalisasi desa, maupun pengelolaan pariwisata.

“Melalui pertukaran informasi ini, kami yakin Malang dan Banyuwangi bisa bersama-sama maju,” pungkas Ipuk.

(Sumber: banyuwangikab.go.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *