Berita  

SUSU: Pelaku Usaha Impor Sapi Perah Mulai Produksi Susu, Sistem Kemitraan Perlu Dilakukan?

Investasi sektor sapi perah mulai menunjukkan hasil positif. PT Juang Jaya Abadi Alam (JJAA) yang berlokasi di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, telah mulai produksi susu dari 50 ekor sapi perah impor asal Victoria, Australia

Sapi Perah Impor Mulai Menghasilkan Susu (Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)
banner 120x600

Lampung Selatan, AGRINEWS – Investasi sektor sapi perah mulai menunjukkan hasil positif.

PT Juang Jaya Abadi Alam (JJAA) yang berlokasi di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, telah mulai produksi susu dari 50 ekor sapi perah impor asal Victoria, Australia.

banner 325x300

Dari jumlah itu, 26 ekor telah memasuki masa laktasi, dan 19 ekor dalam kondisi bunting, dan telah lahir 24 ekor pedet.

Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Tri Melasari, menyambut baik perkembangan ini, sebagai langkah nyata dalam mendukung percepatan produksi susu nasional.

“Investasi ini perlu terus didorong melalui skema kemitraan yang kuat dan berkelanjutan dengan koperasi,” ujar Tri Melasari, saat melakukan kunjungan lapangan ke PT JJAA (11/5/2025).

Hingga pekan keempat masa produksi, rata-rata produksi susu harian mencapai 21 liter per ekor, dengan produksi tertinggi menyentuh 30 liter.

Susu segar tersebut rencananya akan dipasok ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) cabang Lampung Selatan, dengan target distribusi tiga kali seminggu untuk 2.500 siswa.

PT JJAA juga akan mendatangkan 570 ekor indukan sapi pedaging pada bulan Juli mendatang.

Kedatangan sapi-sapi ini merupakan bagian dari kewajiban perusahaan penggemukan (feedloter) sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15 Tahun 2021, yang mewajibkan impor minimal 3 persen sapi indukan dari total kapasitas kandang.

Tak hanya berhenti pada impor, Kementan juga mendorong PT JJAA untuk membangun kemitraan pengembangan indukan sapi dengan Koperasi Unit Desa (KUD) Sawit di Riau.

Model kemitraan sawit-sapi ini, sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Pertanian yang menginginkan industri sapi perah dan sapi pedaging tumbuh dari hulu hingga hilir.

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menegaskan pentingnya menjaga keberlanjutan investasi sapi perah dan sapi pedaging dengan dukungan lintas pihak.

“Ini menjadi bukti bahwa kemitraan antara swasta dan koperasi rakyat dapat menjadi motor penggerak kemandirian susu dan daging sapi nasional,” pungkas Agung, disela-sela kunjungan ke peternak ayam petelur di Purwakarta (11/5/2025).

“Kami mendorong agar investasi sapi perah dan sapi pedaging dikembangkan secara inklusif, melibatkan peternak lokal, koperasi, dan pelaku usaha agar tercipta ekosistem industri susu yang berdaya saing dan berkelanjutan,” tambah Agung.

(Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *