SRIKAYA: Sumenep Panen Srikaya, Pemasaran Tembus ke Supermarket di Surabaya

Kabupaten Sumenep memiliki empat kecamatan utama sebagai sentra produksi buah srikaya, yaitu Saronggi, Bluto, Batuputih, dan Talango

Panen Raya Buah Srikaya di Sumenep, Jawa Timur (Sumber: infopublik.id)
banner 120x600

Sumenep, AGRINEWS – Musim panen buah srikaya tiba.

Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dipenuhi pedagang yang menjajakan buah khas daerah itu.

banner 325x300

Dari pintu masuk Pasar Anom dan di sepanjang Jalan Raya Bluto, terutama di sekitar Pasar Bluto, keranjang-keranjang berisi buah srikaya berjejer rapi.

Buah srikaya yang manis dan aroma harum tersebut, juga menjadi andalan pertanian di Kabupaten Sumenep.

Daerah ini, selama ini, terkenal sebagai daerah kepulauan dengan tanah subur dan iklim yang mendukung pertanian.

Kabupaten Sumenep memiliki empat kecamatan utama sebagai sentra produksi buah srikaya, yaitu Saronggi, Bluto, Batuputih, dan Talango.

Varietas unggulan yang paling dikenal adalah Srikaya Langsar, yang memiliki ukuran lebih besar, daging lebih halus, serta rasa yang lebih manis dibandingkan srikaya dari daerah lain.

Masa panen raya berlangsung pada bulan Februari hingga Maret.

Pemasaran buah ini tidak hanya terbatas di pasar lokal, tetapi juga sudah menembus supermarket di Surabaya.

Yani, seorang petani sekaligus pengepul srikaya di Desa Tanah Merah, Kecamatan Saronggi mengungkapkan, dirinya menerima pasokan buah dari desa-desa sekitar untuk kemudian disortir ke dalam empat grade.

Grade pertama yang ukurannya besar, kami kirim ke Pasar Wonokusumo Surabaya. Dari sana, para pedagang akan mendistribusikan ke berbagai supermarket. Sementara grade di bawahnya, kami jual di pasar lokal dan Surabaya,” jelasnya pada hari Rabu (12/3/2025).

Meski memiliki banyak keunggulan, srikaya memiliki tantangan tersendiri, karena cepat matang sehingga tidak bisa bertahan lama.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Chainur Rasyid menegaskan, perlunya inovasi untuk mengatasi keterbatasan tersebut.

“Tantangan utama srikaya adalah daya tahannya yang singkat. Oleh karena itu, kami terus mendorong pengolahan srikaya agar memiliki nilai tambah dan daya simpan lebih lama,” pungkasnya.

DKPP Kabupaten Sumenep telah melakukan berbagai upaya, termasuk berkoordinasi dengan penyuluh pertanian di wilayah sentra srikaya untuk mengajak Kelompok Wanita Tani (KWT) mengembangkan produk olahan.

“Kami akan mendampingi kelompok tani agar dapat memanfaatkan potensi srikaya lebih maksimal. Dengan inovasi, kita bisa memperluas pasar hingga ke luar daerah,” imbuhnya.

Sebagai kabupaten kepulauan yang memiliki banyak pulau dan pesisir, Sumenep tidak hanya unggul di sektor kelautan, tetapi juga pertanian.

Srikaya menjadi salah satu komoditas yang dapat dikembangkan lebih lanjut, baik dalam bentuk buah segar maupun produk olahan.

Dengan strategi pemasaran yang tepat dan inovasi dalam pengolahan, buah srikaya berpotensi semakin dikenal luas dan memberikan manfaat ekonomi bagi petani serta masyarakat Sumenep.

(Sumber: infopublik.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *