Kediri, AGRINEWS – Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur terus mendukung percepatan investasi pengembangan sapi perah skala besar.
Dukungan tersebut disampaikan Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, dalam forum diskusi terbatas bersama Direktorat Hilirisasi Peternakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (4/7/2025).
“Support investasi tidak boleh lambat,” ujar Bupati Hanindhito, saat memimpin rapat koordinasi yang dihadiri sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), Sekretariat Daerah, serta perwakilan dari PT Irfai Berkah Sejahtera (IBS), perusahaan peternakan lokal yang menjadi inisiator proyek.
PT IBS yang berbasis di Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten, Kediri, berencana memperluas usahanya dari peternakan sapi pedaging ke sapi perah.
Saat ini, perusahaan ini memiliki sekitar 700 ekor sapi pedaging dan 228 sapi perah.
Targetnya, populasi sapi perah akan ditingkatkan menjadi 3.000 ekor dalam lima tahun ke depan, dengan 500 ekor ditargetkan terwujud pada tahun 2025.
Sebagai langkah awal, perusahaan ini telah mendatangkan 100 ekor sapi perah dari Australia, melalui skema joint shipment bersama PT Greenfield.
Pengiriman dilakukan pada 27 Juni 2025, saat ini, ternak tersebut sedang menjalani masa karantina.
Untuk mendukung ekspansi tersebut, PT IBS membutuhkan lahan seluas 23 hektare milik Pemerintah Kabupaten Kediri yang akan dimanfaatkan sebagai area kandang dan sumber pakan.
Sementara industri pengolahan susu, akan dibangun di atas lahan milik perusahaan sendiri.
Bupati Hanindhito menyatakan kesiapannya untuk mempercepat proses legalitas lahan tersebut.
Ia meminta seluruh OPD terkait bergerak cepat dan segera melaporkan bila menemui hambatan.
“Saya tidak ingin investasi strategis seperti ini terhambat urusan administrasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Hilirisasi Peternakan Kementerian Pertanian, Makmun menyatakan, pengembangan investasi sapi perah di daerah menjadi bagian dari agenda besar Kementan dalam memperkuat mata rantai hulu-hilir peternakan nasional.
“Pengembangan industri sapi perah seperti ini, akan memperkuat ketahanan pangan hewani, membuka lapangan kerja, dan mendekatkan industri pengolahan ke sumber produksi. Ini selaras dengan arah kebijakan Kementan yang mendorong investasi langsung dan peningkatan kapasitas produksi dalam negeri,” imbuh Makmun.
(Sumber: ditjenpkh.pertanian.go.id)