Semarang, AGRINEWS – Kantor Wilayah Bulog Jawa Tengah dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan keamanan stok pangan, untuk kebutuhan saat perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Bulog memperkirakan, stok beras masih aman hingga enam bulan ke depan.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng, Sopran Kenedi menyatakan, cadangan beras saat ini sekitar 99 ribu ton.
Saat ini, juga masih ada kegiatan pemasukan beras, baik itu dalam negeri, atau dari sisa pemasukan di pelabuhan untuk kontrak impor.
“Artinya (stok beras) ada sekitar 150 ribu ton. Nah ini kalau kita perhatikan dengan distribusi rutin setiap bulan, ini sebenarnya masih cukup di akhir tahun nanti, untuk alokasi sampai dengan Mei tahun 2025. Ketersediaan relatif cukup, bisa untuk memenuhi kebutuhan jelang Natal, Tahun Baru, maupun kebutuhan panen raya tahun 2025,” ujar Sopran, usai mengikuti Rapat Koordinasi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah di Gradhika Bhakti Praja, Senin (16/12/2024).
Pada rakor bertajuk “Menjaga Kondusivitas Wilayah dan Pengendalian Inflasi Wilayah Jawa Tengah Menjelang Perayaan Hari Natal 2024 dan Tahun Baru 2025” itu, Sopran juga memaparkan, hingga sampai akhir Desember 2024, masih terdapat stok beras sebanyak 152.990 ton.
Kemudian, rencana penerimaan sisa beras impor sebanyak 96.125 ton, sehingga estimasi total stok beras akhir 2024 sebanyak 249.115 ton.
Dengan asumsi rencana bantuan pangan per bulan 2025 sebanyak 35.831 ton, dan penyaluran SPHP sebanyak 15.532 ton, maka estimasi rata-rata penyaluran rutin tahun 2025 sebanyak 51.364 ton/bulan, sehingga total ketahanan stok adalah sekitar lima bulan atau stok cukup sampai pertengahan Mei 2025.
Ia menambahkan, stok pangan yang lain juga dilengkapi dengan minyak goreng, terigu, gula pasir, dan lainnya.
“Jadi beberapa komoditi kita siapkan untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru,” ujar Sopran.
Dengan demikian, masyarakat tidak perlu panik dalam membeli (panic buying).
Tidak perlu membeli kebutuhan pokok dalam jumlah yang berlebihan.
Hal ini harus diinformasikan kepada masyarakat secara masif, sehingga mereka tetap tenang saat Nataru.
“Supaya mereka paham bahwa relatif tersedia cukup untuk beras, dan juga komoditi pangan lainnya tersedia cukup. Jadi tidak perlu membeli dalam jumlah berlebihan, yang nantinya akan memancing kenaikan harga menjelang akhir tahun,” jelasnya.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana memastikan, segala kesiapan menghadapi Natal dan Tahun Baru telah dilakukan.
Pihaknya telah mengundang sejumlah kalangan terkait kesiapan Nataru.
Secara umum, Jawa Tengah siap menghadapi Nataru.
“Kami mengundang dari Pertamina, PLN, Bulog, FKUB, dan BPS. Kami undang mereka untuk menyampaikan bagaimana kesiapan mereka dalam menghadapi Nataru ini. Pada dasarnya untuk Jawa Tengah sudah siap menghadapi Natal dan Tahun Baru,” ungkap Nana, usai memimpin rakor.
Menurut Nana, pada Nataru terjadi pergeseran masyarakat dari satu daerah ke daerah lain, yang masuk ke Jawa Tengah atau sebaliknya.
Pihaknya telah mendapatkan informasi dari pihak lain, yang menyatakan wilayah Jawa Tengah dalam keadaan kondusif pascapilkada sampai sekarang.
Pemprov bersama pihak lain juga turut dalam mengamankan tempat peribadatan dari umat Kristiani, dengan keterpaduan TNI-Polri, Linmas, dan lainnya, sehingga umat Kristiani akan terjamin keamanannya dalam menjalankan ibadah Natal.
Nana memperkirakan, pada Nataru kali ini, ada sekitar 9,1 juta warga akan melakukan perjalanan atau mudik dan melintasi Jawa Tengah, termasuk ada juga dari warga Jawa Tengah yang melakukan perjalanan ke luar wilayah.
“Kalau yang masuk Jateng ada 9 juta orang, yang keluar ada sekitar 7-8 juta orang,” tuturnya.
(Sumber: jatengprov.go.id)