Pasuruan, AGRINEWS – Prospek bisnis komoditas kopi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur semakin menjanjikan.
Hal in dibuktikan, dengan tingginya permintaan pengiriman kopi ke luar Kabupaten Pasuruan, baik lokal, nasional, bahkan internasional.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan, Lilik Widji Asri mengatakan, produk kopi dari para petani di 8 sentra penghasil tanaman kopi, banyak diminta dari kota lain seperti Gresik, Malang, Surabaya.
Bahkan, sampai tembus ke pasar nasional seperti Jakarta, Bandung, Yogjakarta, Bogor, Bali, Kalimantan dan Sulawesi.
Tak hanya itu, produk kopi dari Kelompok Tani Candi Mulyo, Desa Sekarmojo, Kecamatan Purwosari, ternyata sangat disukai pangsa pasar Malaysia, Hongkong, Singapura hingga Amerika Serikat.
“Sampai sekarang, pesanan kopi arabika sebanyak 200 kilogram per bulan dikirim ke Malaysia. Itu mulai juni tahun 2021 kemarin. Dan pada September kemarin, ada customer dari Amerika yang langsung survei ke lokasi untuk melakukan penjajakan dan kerja sama,” ujar Lilik beberapa waktu lalu.
Selain permintaan yang masih tinggi, meningkatnya prospek bisnis kopi, juga bisa dilihat dari semakin banyaknya kafe yang menghadirkan kapiten (kopi asli Kabupaten) Pasuruan di semua wilayah penghasil kopi maupun di pusat-pusat keramaian.
Lilik menambahkan, kafe Kapiten sudah banyak menjamur di setiap kecamatan.
Bahkan, setiap kelompok tani kopi juga membuka kafe dengan harga kopi yang worth it dengan rasanya.
“Sekarang, kopi itu jadi menu wajib di semua restoran, rumah makan, kafe atau pun tempat yang menjual makanan minuman. Dan untuk di Kabupaten Pasuruan, sudah banyak kafe Kapiten yang dikunjungi banyak penikmat kopi,” ungkapnya.
Dengan semakin bergairahnya bisnis kopi, Pemkab Pasuruan terus berupaya untuk memfasilitasi para kelompok petani kopi.
Mulai dari peningkatan SDM (sumber daya manusia), bantuan benih, sarana prasarana pendukung hingga bantuan unit pengolahan hasil.
Lilik mengatakan, sepanjang tahun 2017 hingga sekarang, pihaknya telah menggelontorkan anggaran lebih dari Rp5 miliar.
Anggaran multi years itu, difokuskan pada kelompok petani kopi pemula atau tengah merintis, sehingga bisa menjadi pelecut untuk mengembangkan bisnisnya.
“Kita bimbing para petani kopi pemula atau madya, agar terus mengembangkan usahanya sampai bangkit dan berdaya sehingga kualitas kopi kita semakin bagus dan merata,” imbuhnya.
Lilik menegaskan, meningkatnya potensi kopi juga berbanding lurus dengan semakin meningkatnya luas areal tanam di Kabupaten Pasuruan, dari 4.000-an hektar di tahun lalu, kini mencapai 5351,97 hektare.
Sedangkan luas panen, sudah mencapai 1947,70 hektare dengan produktivitas 712,81 kilogram/hektare.
Areal tanam tersebut tersebar di 8 sentra tanaman kopi di Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo, Lumbang, Pasrepan, Purwosari, Prigen dan Tosari.
“Luas areal tanam makin lebar dan produktivitasnya juga meningkat, setelah kemarin mandeg akibat pandemi,” imbuhnya.
Kopi di Kabupaten Pasuruan memiliki beberapa keunggulan, seperti sertifikat hak merk Kapiten, sertifikat indikasi geografis kopi robusta pasuruan, SE Bupati Nomor 01 Tahun 2019 tentang hari Jumat, sebagai hari minum kopi dan yang lain.
“Sudah terbentuk masyarakat perlindungan indikasi geografis kopi robusta pasuruan, ada pula dukungan anggaran dari Pusat, Provinsi dan Pemkab dan juga adanya Koperasi Kopi Arabusta Maslahat Pasuruan (AMPAS),” tambahnya.
Dengan seluruh keunggulan ini, ia berharap para petani kopi agar menerapkan budi daya kopi sesuai rekomendasi teknis, mulai dari penanaman hingga petik merah kopi.
“Budi daya harus menerapkan sesuai rekomendasi teknis, tidak asal-asalan, bibit harus bersertifikat, pemupukan harus organik, pengendalian hama juga non kimia, sehingga cita rasa kopi juga tetap terjaga,” pungkasnya.
(Sumber: pasuruankab.go.id)