Padang, AGRINEWS – Banyak cara bisa dilakukan baik oleh masyarakat maupun produsen dalam menyajikan kopi.
Di Minangkabau, Sumatra Barat, cara penyajian kopi menggunakan gelas dari batok kelapa, tidak kalah populernya.
Selain menampilkan estetika tradisional yang lebih, kenikmatan dari “Kopi Kawa Daun” ini tidak kalah nikmatnya.
Apalagi aroma khasnya begitu membekas bagi penikmatnya.
Jenis minuman kopi ini, tidak menggunakan biji dari kopi hitam pada umumnya, melainkan dari daun kopi yang diolah sedemikian rupa, hingga kemudian bisa diminum.
Adaldah Edo, laki-laki berusia 46 tahun, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kelurahan Surau Gadang, Kecamatan Nanggalo, yang mengusung brand “Bonang Bersaudara”.
Ia mengungkapkan keunikan dari kopi kawa daun yang diproduksinya saat berjualan di Pintu Masuk Utama, Balaikota, Aie Pacah beberapa waktu lalu.
“Kopi kawa daun ini memiliki keunikan, yang mana biasanya disajikan menggunakan tempurung atau gelas batok kelapa. Kemudian dari bahannya, kita tidak menyajikan dari kopi, melainkan dari daun kopi yang dikeringkan,” ujar Edo.
Kemudian, jika biasanya kopi yang berasal dari biji mengandung kafein di dalamnya, berbeda dengan kopi kawa daun yang tidak mengandung kafein, dan cenderung lebih jernih dibanding kopi pada umumnya.
Adapun proses untuk menghasilkan kopi kawa daun ini, berasal dari daun kopi lokal pilihan yang dikeringkan dengan cara disangrai sekitar 12 jam lamanya.
“Tidak seperti kopi pada umumnya, air kawa ini lebih mirip teh. Cocok sebagai alternatif bagi mereka yang alergi terhadap kopi,” imbuhnya.
Adapun varian yang tawarkan “Bonang Bersaudara” adalah kopi daun rempah 200 gram, kawa daun bubuk original 100 gram, kawa daun bubuk original gula aren 150 gram, kawa daun celup 20 sachet, dan kawa daun siap saji 250 miligram.
“Untuk harga itu bervariasi, mulai Rp5 ribu untuk minuman seduh baik panas ataupun dingin. Hingga Rp35 ribu untuk harga termahalnya,” jelasnya.
Tak hanya harganya yang bervariasi, manfaat dari kopi kawa daun ini juga terbilang banyak.
“Pernah ada yang menggunakan produk saya berbagi testimoni. Dikatakan bahwa, setelah dirinya meminum kawa daun rempah selama tiga bulan, ia sembuh dari penyakit diabetes,” terangnya.
Brand yang dikelolanya, juga sudah melakukan digitalisasi, sehingga dapat berjualan melalui sistem offline hingga online.
“Karena memiliki pengalaman di bidang pemasaran secara online, sebesar 80 persen penjualan kami berasal dari sana. Pun di offline, tetap kita mainkan,” tambahnya.
(Sumber: infopublik.id)