Berita  

KELAPA SAWIT: Tiga P ala Astra Agro Siapkan Future Food Security

Dengan rumus dua P plus satu P, perusahaan ini menyiapkan masa depan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi secara berkelanjutan melalui inovasi dan teknologi.

Bandung Sahari, Chief Agronomy & Sustainability Officer (kiri) dan Djap Tet Fa Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk. (kanan) Sumber: PT Astra Agro Lestari Tbk.)
banner 120x600

Pangkalanbun, AGRINEWS – Djap Tet Fa, Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk.(AALI) meyakini industri minyak sawit masih prospektif dan sangat strategis. Dalam media briefing bertajuk “Talk to the CEO” di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, 30 Oktober 2025, ia menjabarkan Plant, People, Planet yang tengah menjadi fokus besarnya.

“Fokus saya saat ini adalah dua plus satu. Dua makhluk hidup di industri sawit adalah tanaman (Plant) dan manusia (People), dan satunya adalah Planet (sustainability). Bagaimana kita memastikan masa depan yang baik,” ujar Bapak yang juga menjabat komisaris dan presiden direktur di tiga anak usaha PT Astra Agro Lestari Tbk. itu.

banner 325x300

Masifkan Peremajaan dengan Bibit Unggul

Dalam hal tanaman sawit, ada tiga hal. Pertama, mempercepat peremajaan (replanting). Dalam umur perusahaan ke 37 tahun ini, sekitar 30% tanaman di kebun berumur di atas 20 tahun dan berada pada siklus kedua. Produktivitasnya menurun dan pohonnya terlalu tinggi yang menyulitkan saat panen.

Replanting kita mencapai 30%. Kita harus lebih masif. Kita berencana menambah areal replanting sampai 8.000 ha/tahun untuk mengejar peningkatan produktivitas pada ulang tahun ke 50,” ungkap Djap. Tahun lalu Astra Agro memproduksi 1,125 juta ton minyak mentah (CPO) dari total luas kebun 284.831 ha.

Peremajaan dilakukan dengan bibit unggul yang produktivitasnya di atas 30 ton tandan buah segar (TBS)/ha/tahun dan laju pertambahan tinggi tanamannya lebih lambat, dari 70-80 cm menjadi 40-50 cm/tahun.

Kedua, meningkatkan research and development (R&D). Tim peneliti Astra telah berhasil merakit enam varietas bibit unggul, yakni AAL Lestari, AAL, Nirmala, AAL Sejahtera, AAL Lestari MRG, AAL Nirmala MRG, dan AAL Sejahtera MRG. Tiga yang pertama dirilis pada 2021, sisanya dilepas Mei 2025 dengan keunggulan moderat resisten terhadap penyakit Ganoderma.

Selain itu, mereka juga menghasilkan pupuk hayati Astemic yang berisi konsorsium bakteri tanah mineral. Aplikasi pupuk ini menurunkan jumlah pemakaian pupuk anorganik 25% dan mengurangi emisi 18 ribu ton ekuivalen CO2.

Ketiga, efisiensi dalam operasional dengan melibatkan teknologi yang siap diterapkan sampai masa mendatang. Misalnya, digitalisasi melalui sejumlah aplikasi, penggunaan drone, dan kecerdasan buatan (artificial intelligence-AI) pemilah kualitas TBS.

Mengelola SDM

Terkait People (orang), Djap mengatakan, “Kita mengadakan edukasi dan training secara kontinu untuk karyawan semua level supaya mereka menjadi kompeten. Kita juga memberikan kesempatan berkarya untuk semua selama mereka kompeten, memiliki karakter, dan berintegritas tinggi.

Selain itu kita menggelar ajang inovasi dan pemberian award yang dinamakan Alexa. Inovasi itu penting dan tidak hanya datang dari para direksi. Karyawan yang ingin menjadi pimpinan harus memenangi Alexa.”

Tiga Keberlanjutan

Soal Planet, alumnus S1 Statistik dan Matematika UGM ini menyebut, rumus tiga, tiga, tiga. “Komitmen kami, NDPE, No Deforestation, No Peat, No Exploitation. Kami tidak membuka lahan, tidak menggunakan lahan gambut, dan tidak mempekerjakan anak. Kami juga sudah mendapatkan sertifikat ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil), ISCC (International Sustainability & Carbon Certification), dan sedang berlangsung proses sertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil),” paparnya.

Pihaknya berkomitmen menurunkan emisi karbon sebanyak 30% dengan basis data 2019. Caranya dengan membangun fasilitas penangkap gas metana (methane capture) dari limbah pabrik kelapa sawit (PKS). Sejauh ini sudah dua unit beroperasi dan satu lagi menyusul Desember mendatang. Semuanya di Riau. Astra berencana membangun total 10 unit sampai 2030 dengan target mengurangi emisi 356 ribu ton setara CO2.

Untuk mengurangi pemanfaatan batu bara, solar, dan pupuk anorganik dengan penggunaan biomassa, seperti cangkang dan serat sebagai bahan bakar boiler. Tandan kosong sebagai pupuk organik.

Aspek keberlanjutan juga diupayakan dengan pelibatan petani kecil dan kemitraan petani plasma. “Kami beri edukasi dan training cara bertanam yang baik dengan teknologi seperti Leaf Sampling Unit, mengukur kesehatan tanaman dari daunnya untuk menentukan pupuk yang tepat.

Kami bantu akses pasar dan financing. Kami beli buah mereka dengan harga lebih transparan dan fair. Kami support kredit sarana produksi seperti pupuk, truk atau alat angkut lain. Bayarnya pakai buah. Satu lagi adalah dukungan digitalisasi dengan aplikasi SISKA (Sistem Informasi Kemitraan) untuk mengefisienkan proses pengiriman buah dari lokasi ke PKS,” tutup Djap.

 

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *