Kuala Lumpur, AGRINEWS – Menteri Perladangan dan Komoditi, Datuk Seri Johari Abdul Ghani, mengatakan, Malaysia telah berkomitmen untuk menghentikan deforestasi lebih lanjut untuk penanaman baru, sesuai dengan janjinya kepada PBB. Saat ini dengan 5,7 juta hektar perkebunan kelapa sawit.
Kuliah Henri Fauconnier tahun ini disampaikan oleh Tan Sri Lee Oi Hian, Ketua Eksekutif Kuala Lumpur Kepong (KLK) Berhad, seorang pemimpin industri berpengalaman luas di sektor hulu dan hilir perkebunan, pengembangan berkelanjutan, serta kepemimpinan strategis dalam mendorong pertumbuhan global KLK.
Kiri ke kanan: YBhg. Dato’ Yusran Shah Mohd Yusof, Sekjen Kementerian Perkebunan dan Komoditi, YB Datuk Seri Johari Abdul Ghani, Menteri Perkebunan dan Komoditi, YAB Datuk Amar Haji Fadillah Hj Yusof, Wakil PM Malaysia, YBhg Datuk Mohamad Helmy Othman Basha, Ketua MPOB dan YBhg Datuk Dr. Ahmad Parveez Ghulam Kadir, Dirjen MPOB (Sumber: Malaysia Palm Oil Board)“Setiap pelaku industri wajib mematuhi sertifikasi Minyak Sawit Berkelanjutan Malaysia (Malaysia Sustainable Palm Oil-MSPO). Malaysia memasok pasar minyak sawit dunia dengan produksi 19,3 juta – 19,4 juta ton minyak sawit mentah (CPO) per tahun,” ujarnya dalam pernyataan tertulis.
Perkuat Pasar Afrika
International Palm Oil Congress and Exhibition (PIPOC) adalah acara dua tahunan yang digelar Dewan Minyak Sawit Malaysia (Malaysia Palm Oil Board-MPOB). Tahun ini menampilkan empat konferensi paralel, yaitu Pertanian, Bioteknologi, dan Keberlanjutan (ABS); Pengolahan, Pemrosesan, dan Biorefinery (MPB); Hulu dan Nilai Tambah (DVA); serta Ekonomi Global dan Pemasaran (GEM), yang menghimpun pakar dari seluruh rantai nilai.
Acara tersebut diresmikan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Peralihan Tenaga dan Transformasi Air, Datuk Amar Fadillah Yusof, dan dihadiri Dirjen MPOB Datuk Dr. Ahmad Parveez Ghulam Kadir dan Ketua MPOB Datuk Mohamad Helmy Othman Basha.
Berlangsung selama tiga hari, 18-20 November, di Kuala Lumpur Conventon Center, PIPOC 2025 mengusung tema “Transforming Today, Empowering Tomorrow Through Innovation”. Sebanyak 100 pembicara dari Malaysia dan luar negeri tampil di hadapan 2.000 orang peserta terdiri dari pembuat kebijakan, peneliti, pelaku industri, dan pemangku kepentingan utama.
Pameran diikuti 429 peserta, 205 asal Malaysia, 57 peserta internasional dari 13 negara termasuk Indonesia, China, India, Jerman, Turki, dan Inggris.
Dalam konferensi pers, Johari mengungkap, tujuan ekspor utama Malaysia meliputi China, India, dan Eropa. Afrika juga wilayah pertumbuhan kunci, dengan 48 negara mengimpor minyak sawit Malaysia, termasuk Kenya, yang tengah dikunjungi Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim.
“Kenya merupakan importir utama, membeli lebih dari satu juta ton minyak sawit setiap tahun. Kunjungan Perdana Menteri bertujuan untuk memperluas ekspor minyak sawit Malaysia ke pasar-pasar Afrika,” katanya.
Menurutnya, sebagian besar transaksi ekspor minyak sawit menggunakan mata uang dolar AS sehingga berkontribusi terhadap penguatan ringgit Malaysia yang menghasilkan keuntungan lebih baik bagi negara.
Masih menurut dia, terkait biodiesel, kapasitas terpasang sebanyak 2,6 juta ton per tahun, tapi produksi sekarang masih di bawah satu juta ton. “Saat ini, Malaysia tidak secara agresif memperluas produksi biodiesel, tetapi kapasitas yang ada sudah cukup jika permintaan meningkat,” tambahnya.
Dia juga menekankan peran penting teknologi, kecerdasan buatan (AI), dan digitalisasi dalam modernisasi sektor kelapa sawit dan peningkatan efisiensi. AI dan sistem digital dapat mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja, dari 500 ribu menjadi 200 ribu orang. Teknologi ini membantu meningkatkan produktivitas dan memperbaiki rasio hektar per pekerja, misalnya dari 8 hektar per pekerja menjadi 13 hektar,” pungkasnya.
















