Berita  

IKAN: DKPPP Temanggung Tindaklanjuti Kematian Massal di Sungai Galeh dan Brangkongan

Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menindaklanjuti adanya laporan kematian massal ikan di Sungai Galeh dan Sungai Brangkongan, Kecamatan Parakan.

Pengawas Perikanan Muda DKPPP, Atiek Nafiah (Sumber: infopublik.id)
banner 120x600

Temanggung, AGRINEWS – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menindaklanjuti adanya laporan kematian massal ikan di Sungai Galeh dan Sungai Brangkongan, Kecamatan Parakan.

Peristiwa ini, pertama kali dilaporkan oleh komunitas pemancing melalui Media Monitoring Terpadu (MMT) pada awal bulan Juni 2025, terkait banyaknya ikan Mahseer yang mati secara mendadak.

banner 325x300

Pengawas Perikanan Muda DKPPP, Atiek Nafiah menyatakan, pihaknya segera melakukan penanganan darurat dengan memeriksa kualitas air dan kondisi ikan di lokasi kejadian.

“Sebelumnya sudah ada, tapi tidak sebanyak yang dilaporkan. Pada waktu kami turun ke lokasi, kami masih jumpai banyak kematian. Ikan yang hidup pun terserang banyak penyakit,” ujar Atiek saat menjadi narasumber di Radio eRTe FM Temanggung (3/7/2025).

Ia menjelaskan, kematian massal ikan tersebut diduga dipicu oleh curah hujan tinggi yang terjadi belakangan ini.

Menurutnya, kondisi tersebut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem sungai, menyebabkan stres pada ikan, serta memicu munculnya parasit.

Namun demikian, Atiek menegaskan, penyebab pasti masih menunggu hasil uji laboratorium.

Sementara itu, Pengelola Statistik Perikanan, Eti Sulistyowati menambahkan, hasil uji parameter air seperti suhu (25–30°C), pH, dan tingkat kekeruhan masih tergolong normal.

Namun demikian, kadar amonia dan fosfat menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.

“Kami juga telah menguji sampel insang ikan yang mati, namun tidak ditemukan keberadaan virus Koi Herpes Virus (KHV),” imbuh Eti.

Eti menambahkan, tingginya curah hujan dalam beberapa waktu terakhir meningkatkan kekeruhan air yang berdampak pada kemampuan ikan bernapas dan memicu stres.

Kombinasi stres, serangan parasit, dan kemungkinan infeksi bakteri diduga menjadi penyebab utama kematian massal ikan di kedua sungai tersebut.

Sebagai langkah antisipatif, DKPPP mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada terhadap potensi penyebaran penyakit ikan.

Masyarakat juga diminta tidak membuang limbah ke perairan umum, menggunakan bahan ramah lingkungan dalam aktivitas perairan, tidak menangkap ikan yang masih kecil, serta selalu menggunakan alat tangkap yang aman.

DKPPP juga menganjurkan para pembudidaya ikan untuk menerapkan praktik budi daya yang sehat, seperti penggunaan filter air, pemilihan benih unggul dari sumber terpercaya, pemberian pakan bermutu, serta karantina dan isolasi terhadap ikan yang menunjukkan gejala sakit.

(Sumber: infopublik.id)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *